Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemimpin dan Kepemimpinan Efektif

26 Januari 2019   10:49 Diperbarui: 26 Januari 2019   11:02 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemimpin adalah sosok atau tokoh yang memimpin sebuah kelompok, komunitas, organisasi, lembaga, daerah, bahkan negara. Setiap instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki pemimpin dari mulai level atas, menengah, hingga level bawah seperti koordinator unit kerja atau unit usaha.

Pemimpin ada yang ditujuk dan ada yang dipilih. Dalam konteks karir seorang pegawai, menjadi seorang pemimpin atau juga disebut ketua atau kepala merupakan bagian dari tahapan pengembangan karirnya. Dia meniti karir dari menjadi staf biasa hingga menjadi seorang kepala, sehingga dia mengalami tour of duty dan merasakan pengalaman menjadi pemimpin dari mulai level terendah sampai level tertinggi.

Seorang pemimpin memiliki beragam tugas kepemimpinan yang tidak mudah. Oleh karenanya, seorang pemimpin idealnya adalah orang yang terpilih. Bukan hanya memiliki kompetensi, juga harus memiliki integritas.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan figur yang memiliki karakter seperti itu, instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah melakukan seleksi ketat calon pemimpin, mulai dari seleksi administratif hingga wawancara. Bahkan pengisian jabatan dilakukan secara terbuka dan transparan melalui lelang jabatan dan fit and proper test.

Seorang pemimpin bukan hanya perlu menunjukkan kompetensi profesionalismenya, tetapi juga mampu menjadi teladan bagi para stafnya, karena profesionalisme dan keteladanan akan menjadi kekuatan dalam memimpin para stafnya.

Memimpin adalah seni, yaitu seni memimpin itu sendiri, seni melayani, dan seni membina para stafnya dalam mewujudkan visi dan organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu memiliki seni dan memiliki karakter kepemimpinan yang kuat agar mampu menjadi pemimpin yang berwibawa dan disegani para stafnya.

Pemimpin selain sebagai seorang administrator juga sebagai generator dan lokomotif perubahan dalam sebuah organisasi. Pendekatan kepemimpinan yang dilakukan bukan hanya pendekatan formalistik, birokratis, prosedural, tetapi melalui pendekatan hati. Dengan kata lain, harus memiliki keseimbangan pendekatan dalam membina staf-stafnya. Para staf cenderung tidak akan suka dengan model atau gaya pemimpin yang kaku, birokratis, formalistis, dan prosedural. Mereka menginginkan suasa yang kekeluargaan, dialogis, dan demokratis.

Bukan hanya staf yang harus menjadi penyimak yang baik, tetapi juga seorang pemimpin harus menjadi seorang penyimak yang baik, bisa menyikapi dengan bijak setiap harapan dan keinginan para staf. Walau belum tentu harapan dan keinginan tersebut bisa ditindaklanjuti oleh sang pemimpin, tetapi setidaknya seorang staf bisa plong setelah mencurahkan unek-uneknya.

Berbahagialah seorang pemimpin kalau masih banyak staf yang mau datang ke ruangannya untuk menyampaikan harapan, keluhan, dan keinginannya. Itu membuktikan bahwa dia masih dianggap sebagai seorang pemimpin, dianggap masih bisa memberikan saran dan solusi dari masalah yang dihadapi oleh seorang staf. 

Dan bersedihlah seorang pemimpin yang memiliki banyak staf tetapi tidak ada yang mau terbuka dalam berkomunikasi dengan pemimpinnya. Bahkan bersedihlah kalau seorang pemimpin tidak kenal dengan staf-stafnya karena sangat jarang berkomunikasi.

Dalam konteks manajemen organisasi, bukan hanya pemimpin yang bisa menilai staf-stafnya, tetapi staf juga bisa menilai pemimpinnya, bahkan bisa saja membanding-bandingan dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Bedanya, kalau pemimpin bisa memanggil stafnya sebagai bagian dari kewenangannya dalam membina, sedangkan staf tidak dapat melakukannya, tetapi dia akan mencatatnya dalam hati sepanjang hidupnya, dan curhat dengan teman-teman kantornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun