Saya menganggukan kepala dengan senyum tanpa berkata-kata, karena saking dinginnya.
Semua jamaah berkaos kaki dan berjaket. Baju koko atau batik baru yang sering dipakai jemaah -- disaat lebaran -- tidak terlihat di deratan shaf. Kira-kira 400 an jemaah sholat Ied memenuhi hall olahraga Universitas Flinders.
Alunan takbir dan ayat suci yang dilantunkan menambah rasa khusuk sholat pagi itu. Hawa dingin yang sedari pagi merasuk badanku, seketika terlupakan sejenak dengan lantunannya. Sholat selesai. Anak muda lainnya berpeci berdiri memberikan khutbah dengan teks di tangannya. Ungkapan nasihat hikmah ramadhan dan Idul Fitri diulas dengan bahasa Inggris.
Rangkaian sholat dan khutbah Idul fitri ditutup dengan salam-salaman. Metodenya persis seperti sholat Id di tanah air. Shaf paling depan berdiam diri menuggu shaf belakangnnya medatangi untuk jabatan tangan. Semua jemaah bersalam-salaman dengan wajah riang.Â
Saya bertemu dengan berbagai masyarakat Indonesia yang tinggal di Australia Selatan. Senyum dan tawa serta ungkapan "maaf lahir bathin", terlantun semua orang yang bersalam-salaman.
Suasannya bagai seperti di Indonesia. Bahasa Indonesia, terkadang bahasa Jawa dan daerah lainnya sayup-sayup terdengar di tengah salaman. Tidak ada kesedihan di hall itu. Silaturahmi sesama anak negri di kampung orang, hanjut dalam suka ria dan kemenangan.
 Kegembiraan jamaah sholat Id ditutup dengan makan bersama. Senda gurau, saling berkenalan, dan berkhabar tentang kondisi tanah air mengiringi santap pagi sehabis sholat Iid.
Indah dan hangat suasananya. Kami seolah bagai berada di tengah saudara sesama anak negri. Hawa dingin musim dingin sesaat terlupakan oleh kebahagiaan Idul Fitri. Selamat Hari Raya Idul Fitri.....