[Caption caption="Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)"][/caption]
Membajak Jose Mourinho (Mou) buat melatih Timnas Indonesia jujur saja bukan hal yang sulit. Indonesia cukup menawar Mou 20 persen diatas gaji yang ditawarkan Manchester United, maka dipastikan Mou akan merapat ke Timnas Indonesia.
Banyak yang bilang kalau Indonesia nggak bakalan mampu memenuhi kontrak tersebut. Bagaimana nggak bisa, Pemerintah dan pihak terkait hanya perlu fokus buat memenuhi itu. Jangankan Rp 200 Miliar per tahun. Toh, bahkan lebih dari itu dibawa kabur dari negeri ini di setiap tahun oleh oknum yang nggak bertanggung jawab, dan Indonesia nggak bangkrut juga.
Namun, apa itu (Mou) yang dibutuhkan Timnas Indonesia? Mengamati yang kerap terlihat di lapangan, sepertinya bukan itu yang dibutuhkan Indonesia. Timnas tidak butuh pelatih sekelas Jose Mourinho, Timnas hanya butuh pelatih fisik yang mumpuni.
Kenapa demikian? Harus diakui jika kelas Indonesia saat ini hanya dikisaran Asia Tenggara saja, sekali pun sulit buat Indonesia. Kendala yang dihadapi Timnas untuk bisa naik kelas adalah nafas yang hanya bisa bertahan sepertiga pertandingan saja. Jika saja fisik pemain Timnas sedikit lebih baik dari sebelum-sebelumnya, Indonesia mungkin akan bisa bersaing ditingkat Asia sebagaimana dilakukan Thailand saat ini. Soal strategi permainan, pelatih-pelatih yang ada saat ini sudah lebih dari cukup bagi Indonesia.
Selain itu, para pemain Timnas juga butuh Passion sebagaimana yang disebutkan Mou saat Chelsea bertandang ke Gelora Bung Karno beberapa waktu silam, yakni kebanggaan menggunakan lambang Garuda di dada dan kebanggaan membawa nama negara sebagaimana disebutkan Aldy Doank dalam artikelnya. Karena itu, Timnas sepertinya lebih membutuhkan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) ketimbang Jose Mourinho.
Denjaka sendiri merupakan salah satu pasukan elit dibawah kendali Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Disebut-sebut, kualifikasi 1 anggota pasukan khusus yang merupakan gabungan dari 2 pasukan khusus Angkatan Laut lain yakni Taifib dan Kopaska ini, setara dengan 120 anggota TNI biasa. Selain itu, pasukan khusus ini ditempa sedemikian rupa dan mampu menyeberangi Selat Sunda dan Selat Madura dengan tangan dan kaki terikat.
Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi fisik para Tentara andalan Indonesia di komando ini, begitu pun dengan nasionalisme para anggotanya yang nggak perlu diragukan lagi. Lalu, bagaimana jika para pemain yang tergabung di Timnas Indonesia nantinya punya kondisi fisik, mental dan passion sebagaimana anggota Detasemen ini.
Â
Gambar oleh Ardini Maharani