Mohon tunggu...
Hasan Hidayat
Hasan Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Perekonomian di Tahun Politik 2019, Samakah dengan 1998?

6 Februari 2019   22:20 Diperbarui: 6 Februari 2019   23:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tanggal 20 mei 1998 terjadi peristiwa besar, presiden soeharto mengundurkan diri dari jabatan yang telah diembannya selama 32 tahun. Mundurnya presiden soeharto tersebut atas desakan berbagai pihak yang menyerukan reformasi

Pada saat peristiwa itu terjadi juga sebelum dan sesudahnya perekonomian indonesia berada pada posisi yang sulit, krisis ekonomi. Akibat krissis ekonomi 1998, pakar ekonomi Airul Azwan mengutarakan, perekonomian Indonesia belum pulih sampai sekarang. Itu untuk menggambarkan beratnya krisis ekonomi pada saat itu.(Airul Azwan Parapat, tribunnews, 2016)

Menurut Sherlock (1998), terjadinya krisis ekonomi 1998 ditandai dengan rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Titik terendah nilai tukar rupiah pada saat itu mencapai Rp 15.000,00 / dollar Amerika.Dari sisi pangan, disebutkan pula oleh Sherlock, bahwa pada saat krisis 1998 harga sumber protein seperti telur dan ayam tidak terjangkau oleh masyarakat dengan pendapatan rendah saat itu.

Beberapa hal lain yang terjadi pada tahun 1998, juga terjadi di tahun politik ini. Beberapa bulan lalu, harga telur ayam mengalami kenaikan harga yang luar biasa.Dari harga sekitar Rp 12.000-15.000 naik menjadi Rp 25.000-30.000 per kg. Hampir 100% kenaikannya. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar juga melemah, mencapai Rp 14.300/dollar Amerika. Beberapa hal tersebut juga terjadi di tahun 1998, ketika presiden soeharto lengser.

Namun ada yang berbeda pada tahun 1998 para demonstran meminta presiden turun tahta, sedangkan pada tahun ini tidak ada tuntutan tersebut. Memang tidak bisa dipungkiri akhir-akhir ini terjadi "perang" opini terkait dengan capres dan cawapres yang diusung pada tiap-tiap kelompok pengusung. Namun hal tersebut masih bisa dikatakan wajar, mengingat tahun 2019 akan dilaksanakannya pesta demokrasi, yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024.

Peritiwa 1998, mestinya bisa dijadikan pembelajaran sehingga pemilihan presiden di tahun depan bisa disikapi dengan wajar, dan dilandasi pikiran dan hati yang jernih agar tidak terjadi gejala yang pada ujungnya malah menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini perlu disadari oleh semua warga negara Indonesia demi persatuan dan kejayaan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun