Mohon tunggu...
Nurmahida Pagama
Nurmahida Pagama Mohon Tunggu... ASN BPOM

An ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mi Instan Mengandung Etilen Oksida

13 September 2025   10:14 Diperbarui: 13 September 2025   10:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.acs.org/molecule-of-the-week/archive/e/ethylene-oxide.html

Produk mi instan Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Indofood) yang diekspor ke Taiwan dilaporkan tidak memenuhi ketentuan karena mengandung etilen oksida (EtO). Produk tersebut bukan merupakan ekspor secara resmi dari produsen ke Taiwan. Ekspor produk diduga dilakukan oleh trader dan bukan importir resmi dari produsen serta diekspor tanpa sepengetahuan produsen.

Temuan ini terjadi karena Taiwan menerapkan kadar EtO total harus tidak terdeteksi dalam produk pangan. Standar ini berbeda dengan standar beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Indonesia yang memisahkan batasan syarat untuk EtO dengan 2-kloroetanol (2-CE) sebagai analitnya dan bukan sebagai batasan EtO total. Sampai saat ini, Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu EtO.

Etilen Oksida telah lama digunakan dalam industri makanan sebagai fumigan karena kemampuannya untuk mendesinfeksi tanpa pemanasan. Namun, fumigasi makanan dengan etilen oksida telah dihentikan di sebagian besar dunia, termasuk Uni Eropa yang melarang penggunaan etilen oksida sebagai pestisida pada tahun 1991 dikarenakan sifatnya yang sangat beracun. Secara spesifik etilen dioksida digolongkan sebagai mutagen sel germinal, karsinogen, dan toksin reproduksi.

Uni Eropa menetapkan batasan residu maksimum untuk etilen oksida dalam berbagai makanan dan produk makanan dengan batas bervariasi dari 0,02 mg/kg hingga 0,1 mg/kg tergantung pada jenis produk. Peraturan Inggris saat ini mengenai etilen oksida serupa dengan pengaturan Uni Eropa. Namun, regulasi dan penggunaan etilen oksida di sejumlah negara, termasuk Kanada, Amerika Serikat, dan India masih memperbolehkan penggunaan etilen oksida sebagai fumigan dalam penggunaannya yang berkaitan dengan makanan, termasuk kontainer pengiriman dan gudang. Oleh karena itu, kontaminasi silang produk oleh etilen oksida selama pergudangan dan transportasi merupakan risiko yang potensial terjadi.

Etilen oksida merupakan senyawa yang sangat mudah menguap sehingga zat ini jarang, bahkan mungkin tidak pernah terdeteksi dalam makanan. Namun, karena sifatnya yang sangat reaktif, terdapat potensi etilen oksida bereaksi membentuk senyawa lain. 2-Kloroetanol dianggap  merupakan produk konversi umum etilen oksida. Oleh karena itu, peraturan Uni Eropa (EC) N0. 396/2005 mendefinisikan batas maksimum etilen oksida sebagai jumlah etilen oksida dan 2-kloroetanol, yang dinyatakan sebagai etilen oksida. Keberadaan etilen oksida di atas batas maksimum membuat makanan tidak layak dikonsumsi.

Berdasarkan hasil penelusuran pada data registrasi BPOM, produk dengan varian Rasa Soto Banjar Limau Kulit telah memiliki izin edar BPOM sehingga dapat beredar di Indonesia dan tetap dapat dikonsumsi. Saat ini, produsen sedang melakukan penelusuran bahan baku yang digunakan serta penyebab terjadinya temuan. Hasil penelusuran akan dilaporkan segera kepada BPOM. BPOM mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menyikapi informasi ini. Namun, BPOM mengharapkan masyarakat tetap cerdas sebagai konsumen dan selalu menerapkan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan olahan. BPOM juga mengimbau masyarakat untuk membaca informasi nilai gizi dan takaran saji pangan olahan yang tercantum pada kemasan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun