Mohon tunggu...
Dewa Ketut Suharjana
Dewa Ketut Suharjana Mohon Tunggu... Wirausaha

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Bola

Who Was In New York? Buruk Muka Malaysia, Cermin Dibelah

28 September 2025   07:25 Diperbarui: 28 September 2025   07:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah tulisan pendek kedua saya tentang hukuman FIFA terhadap FAM Malaysia. Mengapa? Karena mereka sudah mulai memfitnah Ketum PSSI dan yang lebih jahat lagi mereka mulai memfitnah Presiden Prabowo.

Ramai beredar berita yang mengutip alasan Tunku Ismail, seorang petinggi salah satu kerajaan di sana, bahwa ada entity luar yang ingin mensabotase program kemajuan sepakbola mereka. Parahnya, berita itu kemudian disandingkan dengan foto pertemuan Pak Erik Thohir dengan Presiden FIFA dan juga foto Presiden Prabowo dengan Presiden FIFA di New York beberapa hari lalu.

Benar bahwa mereka tidak menuduh langsung dengan menyebut nama, namun menyandingkan berita dengan melampirkan foto Pak Erik dan Presiden Prabowo, adalah tuduhan tak langsung yang harus diberi penjelasan jernih agar tidak melebar kemana-mana.

Seharusnya, sikap FAM adalah segera melakukan instropeksi diri dan berbenah, sambil terus membuktikan bahwa tujuh pemain tersebut adalah benar-benar keturunan Malaysia dan sudah sesuai syarat naturalisasi FIFA. Tunjukkan saja bukti yang sah. Bahkan bila perlu hadirkan orang tua dan bila memungkinkan datangkan kakek/nenek pemain atau saudara dan kerabat lainnya dari para pemain tersebut.

Jika Malaysia bisa buktikan bahwa tujuh pemain tersebut adalah sah keturunan Malaysia dan tidak menyalahi statuta FIFA dalam proses naturalisasinya, maka jangankan satu dua negara, seratus negara yang melaporkan ke FIFA pun pasti akan ditolak.

Karena itu, menuduh Indonesia sebagai entity luar yang ingin menghambat kemajuan sepak bola Malaysia, adalah sangat naif, tidak beralasan dan bahkan bagai buruk muka cermin dibelah. Apalagi menghadapi kenyataan di bawah ini yang sama sekali tidak mencerminkan alasan Indonesia harus menghambat kemajuan sepakbola Malaysia. Kenyataan tersebut adalah:

  • Presiden Prabowo sedang sibuk membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, alih-alih mengurus sepakbola negara lain. Bahkan saat ini Presiden Prabowo/Indonesia masuk sebagai salah satu dari hanya sebelas negara yang terlibat dalam Komite Pengakuan Negara Palestina yang diketuai oleh Perancis.
  • Presiden Prabowo merupakan seorang tentara dari kesatuan pasukan khusus, alangkah cerobohnya jika dia mau menghasut FIFA tapi saat bersamaan dia tampil di ruang publik secara terbuka bersama-sama Presiden FIFA. Sebuah tuduhan yang berasal dari kepanikan dan pikiran sempit yang tidak jernih.
  • Soal foto Bapak Erik Thohir dengan Presiden FIFA, siapapun petinggi sepakbola suatu negara bisa berfoto dengan presiden FIFA. Bahkan fans bola Malaysia pernah dengan bangga mengatakan bahwa Tunku Ismail juga punya hubungan yang sangat dekat dengan Presiden FIFA, bahkan memamerkan foto mereka.
  • Indonesia bermain di Kualifikasi 4 Piala Dunia Tahun 26, sedangkan Malaysia tidak. Apa yang diirikan?
  • Indonesia sudah lolos Piala Asia tahun 2027, Malaysia masih berjuang mengikuti prakualifikasi Pila Asia 2027. Apa yang bisa diirikan.
  • Saat ini peringkat FIFA Indonesia berada di atas Malaysia, padahal tahun lalu peringkat Malaysia masih di atas Indonesia. Bukti bahwa kemajuan sepakbola Indonesia lebih bagus dari Malaysia, apa yang harus diirikan?

Dengan kenyataan-kenyataan di atas betapa superiornya Indonesia, adalah naif menuduh Indonesia adalah entity luar yang berusaha menghambat kemajuan sepakbola Malaysia.

Buat Malaysia; janganlah Buruk Muka Cermin di Belah. (***DKS)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun