Mohon tunggu...
Dewa Ketut Suharjana
Dewa Ketut Suharjana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Wirausaha

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Wali Kota Tangsel, H Muhamad Dipersilakan Menuju Mimbar...

12 September 2020   12:50 Diperbarui: 12 September 2020   12:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pembaca yang budiman, penulis membayangkan kalimat-kalimat seperti judul tulisan ini akan sering terdengar pada bulan-bulan mendatang pada acara-acara resmi pemerintahan maupun acara setengah resmi lainnya di wilayah Tangerang Selatan.

Sombong? Tidak juga. Takabur? Enggak ah. Mari kita simak ya.

Tangsel adalah kota baru hasil pemekaran dari Kabuparten Tangerang pada 2008 kemarin. Sebelumnya Tangsel adalah kumpulan beberapa kecamatan yang termasuk dalam Kabupaten Tangerang, antara lain Ciputat dan Serpong serta Pamulang.

Kota ini baru memiliki satu orang walikota sepanjang berdirinya, jika saja pejabat Walikota tidak direken ya, yaitu Ibu Airin Rahmi Diany. Beliau menjabat dalam dua periode kepemimpinan sebagai Walikota Tangsel.

Umum diketahui bahwa Muhamad terlahir di Wilayah Tangsel dari orang tua asli Tangsel. Setelah menyelesaikan sekolah tingkat SD sampai SMA di tanah kelahirannya, Muhamad muda lalu melanjutkan ke APDN yang membawaanya bertugas di Ciamis.

Beberapa tahun di Ciamis, akhirnya tercapai salah satu keinginan Muhamad untuk mengabdi di tanah kelahirannya, Kabupaten Tangeran kala itu. Lalu setelah ada pemekaran, beliau ditempatkan di Kota Tangsel. Berbilang bulan dan tahun, Muhamad tumbuh dan berkembang karirnya sehingga menapaki jenjang tertinggi sebagai ASN di Kota Tangsel, yaitu sebagai Sekretaris Kota.

Pada perhelatan pilkada Tangsel 2020, mulanya pria sederhana ini dianggap enteng dan dianggap kecil peluangnya mendapat dukungan partai. Siapa sangka, sekarang malahan sudah ada sekitar sembilan partai koalisi yang mengusung dan mendukungnya dengan total lebih dari 50% suara. Plus dukungan dari eks relawan 01 dan 02 pada Pilpres lalu.

Apakah duet PDIP-Gerindra terlalu gegabah mendukung Muhamad? Tentu tidak. Dua partai yang pada tiga Pilpres terakhir mampu mengusung Calon Presiden tentu mempunyai kalkulasi politik yang mendalam. Ada banyak politisi kaliber nasional di kedua partai itu yang pasti sudah melakukan penelitian dan survey sebelum mereka mengambil keputusan.

Lalu mengapa Nasdem juga mendukung Muhamad, padahal ada Kader seniornya yang ikut pilkada Tangsel sebagai salah satu kandidat? Apakah Nasdem terlalu naif dalam mengambil keputusan? Entar dulu bro. Menurut informasi dari media masa, mereka telah melakukan survey internal di Tangsel dimana hasil survey itu menempatkan Muhamad sebagi kandidat yang berpeluang besar memenangkan konstetasi ini.

Demikian juga Partai-partai pendukung lainnya seperti PSI, Hanura, PAN, Berkarya dan Perindo serta Garuda  tentu punya kalkulasi sendiri mengapa mendukung pria asli Tangsel ini.

Lalu Relawan. Ya ini "partai" yang sangat galak dan paling bersemangat. Dua relawan besar yang pada pilpres lalu berhadapan saat ini sudah bersatu dan bergandengan tangan. Ini tentu membangun optimisme tersendiri mengingat betapa semangatnya kelompok relawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun