Mohon tunggu...
Henri S. Sasmita
Henri S. Sasmita Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Enthusiasm in education | Pandu Digital | Enthusiastic about law, art, culture, society, and technology | henry@office.seamolec.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Kebencian di Representasikan dalam "Editan Photoshop Kelas Teri"

25 Juni 2018   18:16 Diperbarui: 25 Juni 2018   19:01 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Baru saja saya menerima pesan WhatsApp berupa gambar yang berisi berita dari sebuah forum tempat kerja saya yang isinya tentang politik dan memojokan seseorang. Dan saya tahu bahwa pesan yang dikirimkan tersebut adalah pesan hoax karena dengan sekilaspun saya bisa melihat hasil editan yang tidak berkelas dan tidak profesional yang pernah ramai disebarkan ditahun 2017 dan disebarkan kembali karena dalam masa Pilgub 2018. 

Karena saya tipikal orang yang tidak mudah percaya pada sebuah berita apalagi berita yang disebarkan melalui jejaring sosial.  Dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering mendengar desas-desus yang tidak jelas asal-usulnya. Kadang dari obrolan ringan dengan tetangga atau rekan kerja . Bahkan tidak jarang, sebuah rumah tangga menjadi retak, hanya karena sebuah berita yang belum tentu benar apalagi ini menyangkut politik yang berhubungan dengan kredibilitas seseorang.  

Seorang filolog Inggris Robert Nares (1753--1829) mengatakan bahwa kata hoax diciptakan pada akhir abad ke-18 sebagai kontraksi kata kerja hocus , yang berarti "menipu", "memaksakan". Dan hoax menurut kamus Oxford: A humorous or malicious deception (sebuah tipuan lucu atau jahat).

Dalam pengucapannya pun sebagian orang sering salah bahkan terkesan tidak mau belajar bagaimana kata hoax tersebut di ucapkan.  Pengucapan hoax seharusnya "hauks" bukan "hoak" dan akhirnya kata hoax diucapkan "hoak" menjadi terbiasa diucapkan meskipun tidak tepat. Ini membuktikan sebagian orang malas untuk membaca atau minim literasi atau bahkan tidak peduli benar dan salah dari kata tersebut. Apalagi isi dari berita yang disebarkan! yang terpenting eksis dan sepertinya mungkin ingin disebut orang yang pertama mengetahui bahwa bangga menjadi penyebar pertama.   

Yang paling miris adalah bahwa berita tersebut sudah saya coba cari kebenarannya berikut dengan fakta-fakta bahwa berita tersebut hoax tetap saja orang yang menyebarkan berita tersebut tidak mengklarifikasi bahkan tidak meminta maaf diforum bahwa berita tersebut adalah kebohongan. Apa yang dapat kita simpulkan bahwa sipenyebar berita tersebut mengangap dan berharap berita tersebut benar dan valid.  

Meskipun kita tidak suka dan bukan simpatisan politik tertentu bahkan beda suku agama dan ras kita tetap harus berimbang dalam menerima sebuah berita tertentu meskipun itu berita tersebut disebarkan oleh keluarga dekat ataupun rekan kerja kita. 

Karena mungkin dari semuanya itu orang-orang tersebut kurang literasi  atau malas untuk cross-check kebenaran dari sebuah berita tersebut atau  bahkan sudah ditutupi kebencian dan kedengkian kepada seseorang atau golongan tertentu jadi berita yang disebarkan itu merepresentasi dari perasaan itu semua.  Tetapi jika kita berpegang teguh pada keyakinan kita dan kita tetap menjungjung tinggi dari sebuah kebenaran. Bagaimana seharusnya sikap kita  terhadap berita-berita yang belum jelas kebenarannya itu.

Firman Allah:

 "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".  [Al Hujurat : 6].

Seperti yang termaktub dalam ayat ini Allah menyuruh kaum mukminin memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka. Tidak semua berita yang disebarkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta. Kita semua khususnya saya sebagai kaum muslimin memerlukan ayat ini  untuk terus saya baca, untuk direnungi, lalu berbudi pekerti yang baik. Banyak fitnah bertebaran yang terjadi akibat berita bohong yang disebarkan orang fasiq yang jahat dan mengobarkan api permusuhan hanya karena politik.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun