Tudingan Vanuatu atas pelanggaran HAM yang dilakukan Indonesia terhadap warga Papua pada Sidang Umum PBB membuat rakyat Indonesia menjadi marah dan berakibat membanjirnya kolom komentar pada Instagram @vanuatuislands milik Kantor Pariwisata Vanuatu dengan komentar-komentar rasis oleh netizen Indonesia.
Beberapa bulan sebelumnya tepatnya bulan Juni 2020 netizen Indonesia melakukan yang sama pada akun Instagram milik Miss New Zealand Diamond Langi.
Serbuan komentar kasar dan tidak menyenangkan dari netizen Indonesia disebabkan Diamond Langi menyatakan dukungannya terhadap pembebasan Papua Barat dengan mengunggah video mengenai kampanye #FreeWestPapua yang seolah mendukung pembebasan wilayah tersebut dari Indonesia.
Instagram miliknya  dibanjiri dengan komentar kasar, Setidaknya 10.000 komentar dalam sehari. Â
Di dalam komentar tersebut juga menyalahkan keluarga  Diamond Langi, teman dekatnya, dan bahkan organisasi tempat Diamond Langi  bekerja.
Akibat serangan komentar-komentar kasar membuat Diamond Langi menutup media sosialnya.
Kemarahan rakyat Indonesia terjadi di tahun yang sama dan untuk masalah yang sama yaitu tuduhan adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
Dan atas dasar bela negara sebagian netizen merasa berhak untuk marah dan Menghina Online suatu negara atau orang yang menghina negaranya.
Sangat disayangkan konsep bela negara yang dipahami oleh netizen yang Menghina Online atau lebih tepatnya membully itu, salah besar.
Saya kutip dari Wikipedia bahwa Bela negara itu mempunyai dua pengertian secara fisik dan non fisik.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut.
Secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
