Mohon tunggu...
Ida Pakpahan
Ida Pakpahan Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Tulis

Orang Medan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toilet Duduk atau Toilet Jongkok?

2 Januari 2021   09:41 Diperbarui: 2 Januari 2021   11:01 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku punya pengalaman memalukan tentang toilet. Karena aku ini berasal dari kampung, jadi kurang update tentang canggihnya teknologi jaman now. Misalnya saja, orang kampung rata-rata pakai toilet jongkok, jarang ada toilet duduk seperti di kota-kota itu.

Di suatu hari, aku dan keluarga pergi ke kota karena akan menghadiri acara wisuda adekku dan harus menginap di hotel. Kebetulan itu pertama kalinya aku nginap di hotel. Baru pertama kali pula mandi pakai pancuran gitu, apa sih itu namanya? Shower ya? Itu lah itu. Baru pertama kali juga pakai toilet duduk.

Singkat cerita, aku lagi buang air besar. Kalau kulihat-lihat di teve, aku sudah tahu toilet duduk ini diduduki (ya iyalah, namanya juga toilet duduk), bukan dijongkoki seperti toilet rumah kami di kampung. Tapi aku belum tahu nih cara nyiramnya gimana. Kan ada selang tuh, ya udah kusiram pakai selang itu, tapi nggak tenggelam itu kotoran. 

Aku sempat memaki dalam hati ke siapapun yang punya hotel, karena punya toilet kok tidak bisa menenggelamkan kotoran. Huh. Aku sampai jijik tahu melihat kotoran sendiri cuma bisa berputar-putar sewaktu disiram pakai selang. Sempat pula saya mau cariin gayung biar kuat siramannya, tapi hotel mana ada siapin gayung. Sebel, tahu nggak.

Selama setengah jam nggak berhasil, ya sudah kubiarkan saja seperti itu. Tapi begitu aku keluar toilet, keluargaku yang juga nginap sekamar langsung menengoki secara bersamaan. Jadi awkward nih, berasa ketahuan nggak nyiram toilet sampai bersih.

"Tau cara pakai toiletnya?" Begitu kata abangku.

Kayaknya jelas banget lah, muka-muka capekku keluar dari toilet. Pas kuiyakan pertanyaan abangku, langsung ketawa mereka semua. HAHAHAHA.

"Itu bukan disiram pake selang, di situ ada tombol di atas tuh. Pencet itu. Kalo pake selang, kotoranmu cuma muter-muter di situ aja."

Pantesan dari tadi nggak bisa-bisa. Ternyata caranya cukup sedetik dua detik. Aku juga kesal sama diri sendiri, kenapa nggak nanya ke mereka dari tadi.

Begitulah pengalamanku yang memalukan tentang toilet. Walaupun sudah tahu cara pakainya, aku tetap memilih pakai toilet jongkok. Memang sih, toilet duduk ini nggak bikin pegal betis, tapi nggak suka aja kalau kulit bersentuhan langsung ke toilet. Apalagi kalau toiletnya basah, nggak ada kain lap atau tisu buat ngelap, makin benci aku tuh.

Kalau kamu, lebih pilih yang mana?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun