Mungkin banyak orang yang masih ragu, "Apakah emas benar-benar bisa jadi tabungan yang menjanjikan?" Saya pun dulu sempat berpikir begitu. Tapi setelah 10 tahun lebih menabung emas, tepatnya sejak 2014, saya bisa bilang satu hal: emas memang tidak pernah bohong!
Ya, dari harga 10 gram emas yang dulunya sekitar Rp5 jutaan, kini di tahun 2025 nilainya sudah mencapai Rp20 juta-an. Inilah bukti nyata bahwa menabung emas bisa melawan waktu dan inflasi.
Masih lekat dalam ingatan. Tahun 2014, gaji pertama saya bekerja kisaran Rp650 ribu. Dengan gaji yang menurut saya masih jauh dari kata cukup, tapi saya tetap menyisihkan sekian persen dari gaji untuk investasi. Saat itu, ada seorang teman yang menawarkan program cicil emas. Nah, karena saya belum begitu tertarik untuk belajar investasi, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti program tersebut. Ya, minimnya literasi tentang instrumen investasi, cicil emas menjadi pilihan tepat untuk menabung emas.
Dulu, untuk investasi emas memang belum semudah sekarang yang mana banyak aplikasi yang menawarkan program investasi emas, seperti Cicilan Emas, Tabungan Emas, sampai dengan Deposit Emas. Perjalanan investasi dalam bentuk emas ini jadi lebih mudah, praktis, dan membawa kita selangkah lebih dekat menuju Merdeka Finansial. Salah satu aplikasi tabungan emas yang saya gunakan saat ini yaitu Pegadaian Digital.Â
Dulu, Pegadaian hanya dikenal sebagai tempat untuk gadai. Namun, seiring berkembangnya zaman, sekarang menabung emas pun bisa dilakukan di Pegadaian melalui aplikasi. Bisa nabung, deposito, cicil emas, pembayaran dan top up. Tak heran kalau gerakan besar ini disebut sebagai upaya Pegadaian mengEMASkan Indonesia, mengajak masyarakat untuk lebih melek investasi dan lebih siap menghadapi masa depan.
Awal Perjalanan: Menyisihkan untuk Masa Depan.
Seperti yang sudah saya tulis di awal parafgraf, rasanya bukan jumlah kecil, tapi juga bukan sesuatu yang mustahil aku sisihkan dari gaji bulanan. Kalau tidak salah ingat, saya saat itu menyisihkan uang Rp200 ribu untuk cicil emas. Cicilan ini berjalan selama 3 tahun.Â
Motivasinya sederhana: saya ingin punya tabungan yang tahan lama. Meskipun saat itu saya masih single, saya sadar betul kebutuhan akan terus bertambah seiring waktu. Biaya untuk menikah, kesehatan, bahkan cita-cita liburan keliling Indonesia, semuanya butuh perencanaan finansial yang matang.
Belajar dari Inflasi: Uang Menyusut, Emas Menguat.
Kalau ditanya apa yang paling terasa dari tahun ke tahun, jawabannya jelas: inflasi. Harga kebutuhan pokok terus naik, biaya pendidikan melonjak, bahkan harga jajan anak di warung pun tak lagi sama. Saya sempat membandingkan: uang Rp20 juta-an di tahun 2014 bisa dipakai untuk banyak hal. Mungkin untuk belanja bulanan, biaya transportasi, service sepeda motor, jajan harian, bahkan masih ada sisa. Tapi di tahun 2025, Rp5 juta sudah jauh berbeda nilainya.