Indramayu (03/08/2021) - Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara membenarkan kejadian meninggalnya pasien COVID-19 dirumahnya. Deden menjelaskan tentang fenomena tersebut, salah satunya adalah karena masyarakat menyembunyikan sakitnya, mereka takut disangka terpapar COVID-19. Atau istilah takut di-COVID-kan. Â Artinya, bukan karena mereka tidak bisa dikirim atau dirawat ke rumah sakit. Deden meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (PROKES). Terlebih lagi, saat ini kasus COVID-19 di Kabupaten Indramayu masih tinggi.
Kondisi ini telah menginspirasi Ida Fauziah, mahasiswa KKN Tim II UNDIP menjadi Relawan Tanggap Covid-19 dengan melakukan kegiatan KKN dikampung halamannya, yaitu  di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Dari pengamatan Ida Fauziah terhadap aktifitas warga desa sehari-hari, Ida berkesimpulan bahwa rendahnya tingkat kepatuhan warga desa Tinumpuk terhadap Protokol Kesehatan Covid-19 disebabkan oleh karena cara sosialisasinya tidak kompatibel dengan adat kebiasaan mereka.
Warga desa Tinumpuk yang mayoritas petani adalah masyarakat komunal yang sebagian besar masih berpendidikan rendah. Mereka sangat sulit menerima kebiasaan-kebiasaan baru yang tidak sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan mereka. Oleh karena itu sosialisasi penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 sudah seharusnya mempertimbangkan masalah ini. Harus kreatif dan inovatif.
 Lembaga-lembaga keagamaan seperti masjid, pondok pesantren, mushola, pengajian, dan majelis taklim sangat melekat dengan kehidupan warga desa sehari-hari. Desa Tinumpuk memiliki puluhan ustad dan kiai serta  jamaah ibu-ibu Majelis Taklim Pondok Pesantren Nurul Islam. Komunitas keagamaan inilah yang secara tradisi dihormati dan dipatuhi warga desa.
Oleh karena itu, Ida Fauziah melakukan terobosan, yang pertama-tama di edukasi adalah para ustad, imam masjid dan mushola serta ibu-ibu majelis taklim terlebih dahulu.Â
Setelah itu, dengan dipelopori oleh tokoh-tokoh keagamaan ini, baru sosialisasi  dilakukan kepada warga desa melalui sistem komunikasi yang sudah biasa mereka lakukan, antara lain lewat pengajian-pengajian, pengeras suara masjid dan mushola-mushola. Tradisi ini sudah bertahun-tahun menjadi adat kebiasaan warga desa jika perlu mobilisasi warga atau mengumumkan berita-berita yang dianggap penting.
Berikutnya, Ida Fauziah mencetak pamflet dan brosur untuk dibagikan secara  door to door ke rumah-rumah warga dengan tujuan untuk terus-menerus  mengingatkan bahaya Covid-19 seperti yang sudah disampaikan oleh tokoh-tokoh agama Desa Tinumpuk. Target yang diharapkan oleh Ida Fauziah adalah warga desa Tinumpuk secara kontinyu menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19 agar Tinumpuk menjadi Desa Sehat sesuai dengan salah satu tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) Desa.
Ida Fauziah - Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro
DPL : Dr. Aminah, S.H., M.Si.