Mohon tunggu...
Ida Aini Fitriyah Aprilianita
Ida Aini Fitriyah Aprilianita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Terhubung merangkul yang terpisah, bertumbuh merangkul yang berbeda~🍃

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren sebagai Sub Kultur Islam Nusantara

16 Mei 2020   03:34 Diperbarui: 16 Mei 2020   03:40 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillahirrahmanirrahim.

Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas yaitu pesantren sebagai sub kultur Islam Nusantara. Dalam pembahasan kali ini terdapat 3 poin penting yang akan dibahas, yakni antara lain :

1). Pengertian dan Asal Usul Pesantren.

Kata pesantren sudah tidak asing lagi ditelinga, karena memang pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang sedang marak-maraknya di Indonesia. Pesantren berasal dari kata santri yang artinya seseorang yang berguru serta mengkaji agama Islam di tempat yang jauh (pesantren). Kata pesantren disini menandakan  sebuah tempat yang bermula dari kata pe-santri-an yang berarti tempat berkumpulnya para santri. Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian di atas yaitu, pesantren merupakan sebuah tempat untuk mengkaji serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Namun, pada zaman sekarang ini pesantren tidak melulu mendalami ilmu-ilmu agama, ilmu umum pun juga bisa dipelajari dalam pesantren. Hal ini tergantung jenis pesantren yang di tempati.

Setiap hal yang berwujud pas memiliki asal usul. Begitu halnya dengan pesantren. Awal dari berdirinya pesantren, berpusat pada sosok kyai yang memiliki ilmu, mereka mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam kepada para santri yang datang untuk mengaji. Dikarenakan semakin hari kuantitas santri yang mengaji semakin meningkat, maka timbul inisiatif untuk mendirikan sebuah pesantren kecil-kecilan yang bernuansa kesederhanaan. Nah, seiring bergulirnya waktu, otomatis jumlah bangunan pesantren pun bertambah. Sehingga para santri pun mempopulerkan keberadaan pesantren tersebut, hingga dikenal oleh masyarakat luas.

2). Sejarah Perkembangan Pesantren di Indonesia

Sejarah perkembangan pesantren di Indonesia terbagi menjadi 4 fase, yakni :
- Periode Awal
Fase ini merupakan fase dimana munculnya sebuah gagasan cikal bakal pondok pesantren di Indonesia. Fase ini dimulai saat Islam masuk ke Bumi Nusantara, yaitu sejak zaman Wali Songo melakukan proses islamisasi di Indonesia. Sebenarnya pondok pesantren sudah dikenal sejak abad ke 13 - 17 M. Namun, semua ini belum bisa dipastikan secara jelas, hanya mengikuti bukti sejarah yang mendekati.
- Periode Penjajahan Belanda
Fase ini dimulai ketika penjajah Belanda masuk dan menguasai Indonesia. Secara tidak langsung kedatangan penjajah ini menghambat ruang gerak perkembangan pesantren di Indonesia. Dalam menjalankan agresinya, Belanda juga menyelipkan misi kristenisasi dan menyebarluaskan budaya Westernisasi. Pada fase ini pula pemerintah Belanda membuat regulasi dan kebijakan-kebijakan dengan tujuan untuk menghambat proses berkembangnya pesantren. Namun, para pejuang Islam tetap kukuh untuk melawan kolonial Belanda. Hingga pada akhirnya, pesantren mampu tumbuh dan berkembang menandingi sekolah-sekolah Belanda, bahkan manpu mendirikan organisasi-organisasi Islam di Indonesia.
- Periode Penjajahan Jepang.
Fase ini dimulai ketika Jepang ingin menguasai seluruh Asia dengan membawa semboyan Asia Timur Raya untuk Asia dan Asia Baru. Hingga Jepang pun menguasai Indonesia pada tahun 1942 usai menundukkan Hindia-Belanda dalam Perang Dunia II. Awalnya Jepang tidak menunjukkan sikap kesadisannya terhadap bangsa Indonesia, bahkan Jepang mendukung perkembangan pesantren di Indonesia.
Namun, sikapnya yang demikian mengandung maksud terselubung yang tidak lain untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Mereka menarik simpati umat Islam di Indonesia dengan menciptakan beberapa kebijakan-kebijakan yang mendukung, Jepang juga memberikan kelonggaran kepada Islam untuk mengurus organisasi-organisasi Islam Indonesia.
Hal tersebut tidak berlangsung lama, Jepang didesak oleh sekutu dan keberpihakannya terhadap bangsa Indonesia berubah drastis. Mereka memperlakukan bangsa Indonesia dengan semena-mena, bahkan lebih kejam dari penjajah sebelumnya. Sekolah-sekolah pada masa itu diberhentikan, dan diganti dengan kegiatan baris berbaris guna membantu Jepang.
Hal tersebut ditentang oleh para ulama dan santri. Mereka langsung mengatasinya dengan terjun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Hingga pada akhirnya Jepang tunduk dan berjanji tidak akan menggangu keberadaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepesantrenan.
- Periode Pasca Kemerdekaan
Di dalam fase ini kondisi bangsa Indonesia mulai  reda dari kegentingan akibat penjajah. Pesantren-pesantren mulai mengepakkan sayapnya untuk memulihkembangkan kembali sistem pendidikan yang ada di pesantren.
Memang dahulu, metode pembelajaran pesantren bersifat personal dan informal. Namun, pada fase ini pesantren telah menerapkan pembelajaran klasikal dan formal. Di fase ini pula, para pejuang Islam mengubah anggapan bahwa yang awalnya pesantren identik dengan kekolotan, tradisional, sederhana dan terisolasi di pedesaan. Menjadi anggapan bahwa pesantren adalah lembaga yang lebih unggul, mampu bersaing dengan lembaga-lembaga yang lain, bisa dibanggakan serta mampu menjadi alternatif pendidikan modern.

3). Hakikat dan Tujuan Pesantren.

Hakikat dan tujuan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Adanya atau munculnya pesantren pastilah memiliki tujuan tersendiri. Hakikat pesantren merupakan  sebuah wadah untuk mencetak generasi-generasi yang berakhlak, berilmu, berprestasi, dan memberikan kebermanfaatan bagi orang lain. Sedangkan tujuan dari pondok pesantren sendiri yaitu dalam pengajarannya tidak hanya bersifat keagamaan saja, akan tetapi, juga memiliki relevansi dengan berbagai segi kehidupan guna melestarikan kebudayaan masyarakat. Karena tujuan yang ingin dicapai oleh pesantren yaitu bukan mencetak santri yang hanya ta'lim terhadap pengajaran, namun juga ta'dim dalam membangun kerakter (moral).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun