Mohon tunggu...
Ichsan Firmanto
Ichsan Firmanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa jurusan Antropologi di Universitas Airlangga

saya memiliki ketertarikan kepada musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Kehidupan Sosial, Budaya, Ekonomi Muslim Minoritas di Thailand

30 November 2022   13:04 Diperbarui: 30 November 2022   13:20 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerajaan Thailand adalah sebuah negara yang secara geografis terletak di antara benua Australia dan daratan utama Tiongkok. Kondisi geografis tersebut membuat posisi Thailand relatif strategis dan mudah dijangkau untuk kegiatan perdagangan maupun penyebaran agama. Mayoritas penduduk Thailand beragama Budha aliran Theravada dimana Budha juga merupakan agama resmi negara.

Sedangkan sebagian kecil lainnya memeluk agama Islam dan Konghucu. Populasi Muslim di Thailand mayoritas berada di wilayah selatan yaitu di Provinsi Pattani, Yala dan Narathiwat ditambah dengan sebagian Satun dan Songkhla. 

Mukmin mempunyai pengalaman jauh bagus hidup selaku minoritas ataupun kebanyakan di sesuatu area. Semacam situasi Mukmin selaku golongan minoritas di kota Makkah dimana setelah itu Mukmin memindahkan ke Abyssinia serta Madinah. Kebanyakan mukmin di negeri Thailand hidup di area selatan paling utama provinsi Pattani. 

Warga mukmin Pattani melingkupi 80% dari totalitas mukmin di Thailand (Bunga, 2016). terjadinya Patani, dengan cara garis besar berawal dari Kaum Melayu yang berawal dari Malaysia. Hijrahnya Kaum Melayu ke wilayah ini yang dibilang selaku pendatang pula, memiliki keberhasilan yang luar lazim dari bidang rute penting selaku rute perdagangan. 

Orang dagang yang awal kali melaksanakan rute perdagangan di Patani berawal dari Arab serta Persia. Kontak agama Islam dari orang dagang mukmin pada durasi itu dengan rute perdagangan, tidak bawa akibat yang sedemikian itu besar di Patani, melainkan raja Patani dengan julukan Phya Tu Nakpa masuk Islam. Sementara itu, agama Islam sudah terdapat di Patani dekat 300 tahun lamanya.

Warga Islam Patani di dalam melaksanakan cara pembelajaran, pada awal mulanya mengunakan system pembelajaran pondok pesentren yang berupa (halaqa), luang berjalan dalam durasi yang lumayan lama, mulai terdapat pergantian sehabis sebagian tahun kepulangan figur agama ialah Haji Sulong Tokmina pada tahun 1924 Meter. 

Suasana ini dibantu oleh kondisi sosial ekonomi Patani yang mengarah miskin paling utama di keempat provinsi Islam bagian selatan, yang antara lain diakibatkan tidak menemukan pertemuan dalam pembangunan ekonomi serta atensi rezim selaku bagian dari area negeri Thailand serta saat ini beberapa besar dari golongan Mukmin itu menuntut upaya koreksi situasi kehidupan (Slagter serta Kerbo 2000: 77). 

Kebijaksanaan militeristik diprediksi membagikan pertanda terdapatnya segerombol elit politik di Bangkok serta Patani yang tidak membutuhkan Patani dalam kondisi rukun. Perihal itu dicoba selaku bagian dari usaha- usaha buat menutupi kebutuhan serta bidang usaha bawah tangan yang sudah berjalan lumayan lama di pinggiran selatan. 

Peran serta kondisi sosial kemasyarakatan Melayu Patani dikira selaku warga yang amat terasing dari warga kebanyakan Thai Budha. Karakter sosial serta kulturnya pula terasing alhasil warga Melayu Patani jadi warga pedesaan serta warga tertutup. 

Dengan cara totalitas bermata pencaharian beraneka ragam, namun lebih berkuasa merupakan selaku orang tani serta orang dagang. meski beberapa besar penduduknya bermata pencaharian selaku orang tani serta orang dagang, namun pertanyaan rumah senantiasa dinimor satukan.

Di tahun 1940 diaplikasikan ketentuan khusus mengenai metode berpakaian dengan busana style barat serta peranan mengadopsi julukan Thai bila seseorang Melayu Mukmin akan merambah sekolah negara ataupun kala akan melamar profesi pada lembaga penguasa. Akhirnya banyak Melayu Mukmin yang kandas masuk sekolah negara buat mengakses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun