Filsafat dakwah merupakan cabang ilmu yang mengkaji secara mendalam hakikat, tujuan, metode, dan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas dakwah. Dakwah tidak sekadar menyampaikan pesan agama, melainkan juga merupakan proses pembinaan umat dengan dimensi filosofis, historis, dan sosial. Pemahaman filsafat dakwah penting agar kegiatan dakwah tidak hanya bersifat formalistik, tetapi memiliki makna dan arah yang jelas. Dari masa Rasulullah SAW hingga era kontemporer, filsafat dakwah mengalami transformasi sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan politik masyarakat. Transformasi ini menghasilkan pendekatan yang lebih kontekstual dan relevan dengan tantangan zaman.
Makna dan Karakteristik Filsafat Dakwah
Filsafat adalah pencarian kebijaksanaan yang mendalam tentang kebenaran sesuai kemampuan akal budi manusia. Dalam dakwah, filsafat menjadi induk ilmu yang menghasilkan pemikiran konseptual dan sistematis mengenai eksistensi alam, manusia, dan Tuhan. Karakteristik filsafat dakwah menurut M. Bahri Ghazali meliputi berpikir radikal hingga ke akar masalah, bersifat universal, konseptual, koheren, konsisten, sistematik, komprehensif, dan bebas dari prasangka sosial atau religius. Dakwah secara bahasa berarti mengajak atau menyeru, sedangkan secara istilah dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana menuju jalan kebenaran yang diwujudkan demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Teori dan Strategi Dakwah dalam Sejarah
Secara historis, dakwah adalah aktivitas mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran agar selamat di dunia dan akhirat. Istilah terkait dakwah seperti bayan (penjelasan yang jelas dan tepat), tadzkir (peringatan atau pengingat), dan tabligh (penyampaian pesan) memperkaya cara menjalankan dakwah secara efektif. Contoh strategi dakwah yang sukses adalah dakwah Wali Songo di Indonesia yang mengintegrasikan seni, budaya lokal seperti wayang, dan pendidikan Islam untuk menyebarkan Islam secara mudah diterima oleh masyarakat pribumi. Pada era modern, dakwah memanfaatkan media televisi, internet, dan teknologi komunikasi digital untuk menjangkau umat secara luas dan efektif.
Peran Filsafat Dakwah dalam Konteks Kontemporer
Filsafat dakwah tidak hanya menjadi kajian teoretis, melainkan pedoman praktis untuk mewujudkan masyarakat yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Dakwah harus mempertimbangkan aspek ontologi (hakikat keberadaan), epistemologi (pengetahuan), dan aksiologi (nilai) agar pesan Islam diterima dengan bijak, rasional, dan menyentuh hati. Pendekatan filsafat dakwah memudahkan umat dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam tanpa paksaan, dengan menekankan kemudahan dan kabar gembira sebagai prinsip utama. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi yang menekankan kemudahan dalam menjalankan syariat Islam.Â
Melalui kajian filsafat dakwah, kita mendapatkan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang hakikat, tujuan, dan metode dakwah yang tidak sekadar bersifat praktis, tetapi juga bernilai filosofis dan moral. Filsafat dakwah membekali para pelaku dakwah dengan kerangka berpikir kritis, analitis, serta sistematis sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan keumatan dengan solusi yang tepat dan bijaksana. Dengan landasan ini, dakwah dapat menjadi sarana efektif dalam membangun masyarakat yang beriman, berpengetahuan, dan berakhlak mulia sesuai tuntunan Islam di era modern yang penuh dinamika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI