Mohon tunggu...
Humaniora

Hubungan Aliran Behaviorisme dengan Pemikiran Filsafat Positivisme

13 Desember 2017   05:41 Diperbarui: 13 Desember 2017   05:58 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aliran behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913, yang berpendapat bahwa perlaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat, dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. 

Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme ( yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis ( yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak )

Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai objek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata, dengan demikian, behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa kedalam elemen seperti yang dipercayai oleh stukturalisme. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental

Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dan dilukiskan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa, manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. 

Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk,, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik, kaum behaviorisme memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah. Yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behaviorisme mencoret dari kamus ilmiah mereka semua peristilahan yang bersifat sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi.

Pemikiran aliran behaviorisme yang dikenalkan oleh Johan ini berangkat dari pemikiran filsafat positivisme yang dikemukakan oleh August Comte 9 (1798-1857) bapak filsafat kita, August mengatakan bahwa aliran positivisme adalah sebuah paham yang menganut logika factual, dapat dipikirkan secara rasioanal dan mengharuskan adanya pevikasi dan pengukuran. 

Postivisme mengharuskan berlakunya kuantifikasi, sebab alur logika ini mengharuskan adanya pengukuran.

Asumsi-asumsi yang tidak memungkinkan diberlakukannya logika positivistik tadi, seperti eksistensi Tuhan, yang adanya diluar kategori historis manusia, dan nilai-nilai yang tidak factual harus ditolak karena akan kesulitan untuk membuktikan kebenarannya. 

Penalaran kebenaran berdasarkan prinsip postivistik memang hanya akan mengakui kebenaran pada sesuatu yang fisik, rasioanal, dan keterukuran. Positivisme adalah sebuah paham kefilsafatan yang memandang pengalaman pengetahuan, kajian terhadap positivism secara historis adalah mereka yang berada pada pemikiran empiris-rasional.

Dilihat dari dua pemikiran ini, terlihat jelas bahwa adanya aliran behaviorisme berakar pada pemikiran filsafat August Comte tentang positivisme, August Comte juga pernah mengatakan bahwa " hukum dianggap berjalan secara mekanik, layaknya sebuah jarum jam dinding yang setia berputar tanpa henti. Alam dianggap sebagai realitas puncak"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun