Mohon tunggu...
Ibrahim Susbach
Ibrahim Susbach Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya baru disini,

Suka cookies apalagi ayam geprek

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak PPKM Bagi Tukang Cabai dan Daging

23 Juli 2021   23:20 Diperbarui: 23 Juli 2021   23:57 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan peningkatan angka paten positif mencapai 11.000 orang per hari. ini Tentu berdampak bagi para pedagang seperti di pasar Tradisional Harapan Jaya, Bekasi Utara.

Para pedagang ini terlihat sepi dari pengunjung pasalnya memang dari program PPKM ini. Ditambah, Para pedagang ini dibatasi jaraknya serta jumlah pengunjung juga dibatasi.

"Suka-suka satgas lewat, sekalinya ngeliat antrian pengunjung disuruh jaga jarak" Ujar Sidik tukang Parkir pasar tradisonal Harapan Jaya.

Diterapkannya kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKN di Seluruh Jawa-Bali membuat sejumlah pedagang mengeluh karena berdampak pada objek jualan mereka yang turun. Penjual daging ayam di pasar mengaku para pembeli menurun  dibanding sebelum diterapkan ppkm.

Turunnya minat pembeli lantaran saat ini banyak pemilik rumah makan yang tutup serta mengurangi pembelian daging ayam. Hal serupa juga diperlukan para penjual daging sapi yang sulit bertahan apabila daya beli masyarakat terus berkurang.

Menurut pedagang cabai dan bawang Suti, semenjak banyaknya pedagang pecel lele yang tutup, pembeli cabaipun sepi. Padahal biasanya sehari menjual 10 kg cabai, sekarang 3 kg.

"Jangan yang kayak dulu lagi kita harapkan untuk bener-bener kelar tapi sekarang malah susah diperbaiki", Ujar Suti penjual bumbu-bumbu dan cabai.

Penjual Ikan bernama Remi Suremi mengatakan, harga Ikan yang ia jual mengalami penurunan  dari Rp.31.000 menjadi Rp.21.000. Jika dipantau dari segi kermaiannya, banyak pedagang yang masih buka namun pengunjung tidak seramai sebelum PPKM.

Pengunjung juga terlihat sangat mentaati anjuran seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Namun beberapa pendagang pasar juga terlihat ada yang tidak mentaati prokes, misalnya seperti pedagang ikan ini.

Ia tidak menggunakan masker lantaran kegiatan memotong ikan yang dilakukannya memerlukan ruang udara yang luas, tidak dengan masker yang gampang ngos-ngosan. "Cape loh mas pake masker kalo lagi motong ikan, sama aja kaya olahraga, motong kan juga harus pke energi", Ujar Remi.

Namun dari situ, pedagang berharap pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang juga berpihak kepada pelaku usaha di tengah upaya menekan laju penyebaran covid-19 yang terus terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun