Mohon tunggu...
Ibrahim Ihram Hakim
Ibrahim Ihram Hakim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

salam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kekurangan Programmer Pada Masa yang Semakin Membutuhkannya

26 September 2022   01:00 Diperbarui: 26 September 2022   01:00 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam artikel yang dituliskan oleh Tigran Sloyan yang berjudul: "Is There A Developer Shortage? Yes, But The Problem Is More Complicated Than It Looks", Ia menjelaskan bahwa kurangnya programmer di lapangan kerja disebabkan oleh proses perekrutan yang sangat bergantung terhadap kredensialisme. Proses perekrutan standar bagi seorang programmer meliputi suatu wawancara langsung atau virtual dengan tinjauan resume. Proses tinjauan resume seringkali memiliki bias berat terhadap kredensial yang dimiliki tanpa menimbangkan tingkat keahlian. Hal tersebut merugikan kedua sisi. Jika seorang programmer kelas atas tidak berpendidikan di universitas elit, akan sulit untuk membuktikan kemampuan yang dimiliki kepada pewawancara. Kebanyakan programmer mempelajari suatu bahasa programming, kerangka kerja, atau alat baru tanpa mengikuti kursus formal. Ditambah dengan mayoritas perusahaan menyatakan bahwa programmer yang bukan lulusan dari universitas elit memiliki keterampilan yang sama ataupun lebih tinggi daripada lulusan ilmu komputer. Maka, dengan ini jelas bahwa perusahaan-perusahaan butuh proses perekrutan yang baru di mana dapat menguji keterampilan dari kandidat yang dibutuhkan untuk pekerjaan spesifik. Penilaian keterampilan secara objektif tersebut dapat menghilangkan bias resume dan memudahkan programmer untuk mendapatkan pekerjaan.

Dalam artikel yang dituliskan oleh Ansor Algobash yang berjudul: "Programmer Indonesia Masih Sedikit, Apa Alasannya", Ia menjelaskan bahwa jumlah programmer Indonesia sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan di era sekarang. Kurangnya programmer membuat banyak perusahaan Indonesia, seperti Gojek, harus merekrut talent dari negara lain yang memiliki keterampilan digital yang lebih. Kekurangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, programmer dianggap sebagai profesi memusingkan, banyak yang belum melek terhadap dunia digital, tidak banyak lulusan IT yang bekerja sebagai programmer, serta pendidikan IT yang belum maksimal.

Dua bacaan tersebut memiliki topik yang sama yaitu kurangnya programmer dalam lapangan kerja yang semakin membutuhkannya. Programmer sendiri merupakan suatu profesi atau pekerjaan yang bertujuan untuk membuat sebuah sistem menggunakan bahasa pemograman. Juga dapat diartikan sebagai seseorang yang terampil dalam menulis kode program (syntax) dan merancang sistem.

Sikap perusahaan perekrut terhadap situasi kekurangan programmer dalam lapangan kerja ini bagaikan anak kecil yang membeli sepeda hanya dari mahalnya tanpa memandang kualitas. Sepeda yang berkualitas pasti harus diuji terlebih dahulu, namun anak kecil hanya berpikir jika sepeda tersebut memiliki harga lebih tinggi pasti kualitasnya lebih baik. Namun, harga tinggi hanya datang dari merek sepeda tersebut. Pada akhirnya anak kecil tersebut rugi dalam kualitas dan harga.

Kepedulian masyarakat internasional dan lokal terhadap dunia digital masih belum tertanam secara keseluruhan. Perlakuan terhadap programmer di dunia kerja sangat menyusahkan untuk tetap bertahan. Namun, semakin berkembangnya teknologi maka semakin dibutuhkannya programmer. Di mana sekarang saja sudah ada isu kekurangan, kedepannya manusia akan semakin terikat oleh teknologi sehingga semakin penting pekerjaan suatu programmer.

Maka bagaimana cara mengatasi isu kekurangan programmer? Yang pertama adalah perkembangan pendidikan di Indonesia, terutama mengenai pentingnya teknologi bagi masa depan serta meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi dalam bidang IT. Yang kedua adalah mengaplikasikan suatu proses perekrutan baru bagi programmer yang dapat menguji keterampilan secara spesifik untuk setiap pekerjaan yang membutuhkan. Hal tersebut dapat dilengkapi dengan wawancara, namun harus menjadi bagian utama dari penentuan perekrutan. Dengan tambahnya wawasan mengenai dunia digital dan mereka yang berminat diberi pendidikan yang maksimal, maka dunia pekerjaan yang berlimpah dengan kesempatan akan semakin cepat memajukan teknologi informasi suatu negara.

Dengan demikian, pekerjaan seorang programmer sangat penting dalam mengembangkan teknologi informasi suatu negara. Hal tersebut berdampak secara langsung terhadap kualitas hidup masyarakat. Maka proses seorang menjadi programmer harus ditingkatkan kualitasnya agar dapat lebih siap menghadapi segala tantangan pada dunia kerja. Dan masuknya seorang programmer dalam dunia kerja harus dipermudah, berkesempatan adil, dan memandang keterampilan diatas kredensial.

Referensi:

Sloyan, Tigran. 2021. "Is There A Developer Shortage? Yes, But The Problem Is More Complicated Than It Looks". Diakses pada 19 September 2022. (https://www.forbes.com/sites/forbestechcouncil/2021/06/08/is-there-a-developer-shortage-yes-but-the-problem-is-more-complicated-than-it-looks/?sh=5ddc12aa3b8e)

Algobash, Ansor. 2022. "Programmer Indonesia Masih Sedikit, Apa Alasannya". Diakses pada 22 September 2022. (https://algobash.com/blog/programmer-indonesia-masih-sedikit-apa-alasannya/)

Juliarto, Rendi. 2021. "Apa Itu Programmer? Hal-Hal Yang Wajib Dikuasai". Diakses pada 22 September 2022. (https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-programmer-hal-yang-wajib-dikuasai/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun