Mohon tunggu...
Ibnu Tsaid
Ibnu Tsaid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang bodoh yang tak kunjung pandai

Berawal dari Jiwa Lelah yang coba untuk Berarti : Keterbatasan Lisan dan Kegemaran untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanamkan Nilai Tauhid Sejak Dini, Anak PAUD Saja Bertauhid

19 Desember 2018   10:18 Diperbarui: 19 Desember 2018   10:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillah RR

Mengenal nilai dari sebuah Tauhid,untuk memahami arti dari Tauhid,kita membutuhkan Ta'lim dan Tarbiyah.dahulu saya yang beribadah(sholat dan puasa) hanya sekedar kewajiban yang ditekankan oleh kedua Orang Tua,khawatir orang tua marah,tidak memberi jajanan,tidak dihiraukan.

Jadi nilai Ibadah terlaksanakan cuma sekedar gugur kewajiban kita atas perintah orang tua belaka,dan saat itu kedua orang tua saya cuma bisa memerintah saya saja,tanpa memberikan secara signifikan tentang arti dari pelaksanaan Ibadah tersebut.

Tetapi secara keseluruhan,saya sangat bangga kepada kedua orang tua saya,perantara beliau berdua yang cuma bisa memerintah saya untuk Sholat,Puasa,dan mengaji Al Qur'an.secara otomatis pula saya bisa dekat dengan orang-orang atau komunitas yang dekat dengan Sholat,Puasa dan Tilawah Al Qur'an.berarti pula saya telah menjauh dari lingkaran pergaulan Penjudi dan Narkoba,dengan kehidupan saya di Kota Metropolis Surabaya.

Terima kasih Ayah dan Ibu ku dengan perantara Cinta dan Kasih Njenengan,Aku bisa mengembangkan Ketauhidan ku.

Dimulai saat saya mengaji secara langsung maupun saat saya mengikuti pengajian-pengajian umum dari beberapa Ustad dan Kyai diantaranya : Ustad Wahyudi,Ustad Lutfan,Ustad Abdulloh Salim Bahreis,Ustad Dzulhilmi,Ustad Taufiq,Ustad Sholeh Sahal,Kyai Umar Said,Kyai Anas hingga sampai saat mengenal sebuah Ma'had atau Pondok yang terletak di Jl.Tambak Bening Suroboyo,dimana Mah'had tersebut di asuh langsung oleh Abuya Miftahul Luthfi Muhammad,saya rutin mengikuti kajian Tafsir Al Qur'an dan Hadist RosuluLLOH saw,hingga sampai saya bisa mengenal beberapa Ustad di Ma'had tersebut,diantaranya yang paling akrab dengan saya,beliau Ustad Arif Khunaifi.

Saya tularkan apa saja yang sudah saya dapati dari beliau semua,mulai dari saudara saya sendiri sampai keteman-teman yang biasa nimbrung bersama saya,hingga saat saya berumah tangga dan mempunyai anak,saya tularkan ilmu-ilmu Agama yang telah saya dapati dari beliau semua.

Saya terbiasa menjelaskan secara ringan kepada ketiga Putri saya,bahwasannya kita ini bisa beli makanan,minuman,susu,jajanan,mainan dan lain-lainnya itu semua pemberian dari Alloh Swt.kita sholat menghadap kepada Alloh Swt,dan dengan ringan saya ucapkan : Makanya Nak kita wajib untuk Sholat,sebab kalau sampai kita malas untuk Sholat,Alloh Swt akan marah Nak,nanti kalau Alloh Swt sudah marah,kita tidak bisa lagi beli susunya adik dan juga beli mainan buat kalian semua.dan juga sering ada celetukan pertanyaan dari mereka : Yah rumah nya Alloh itu dimana ?,dengan ringan saya jawab saja : Nak Masjid adalah rumah Alloh,dan juga semua rumah yang didalamnya ada orang sholat dan membaca Al Qur'an,Alloh juga tinggal disitu,makanya rumah kita ini harus sering-sering dibuat sholat dan membaca Al Qur'an,biar Alloh sering datang mengunjungi rumah kita.

Ada cerita menarik dari salah satu putri saya,dibulan Romadhon 1439 H,dipertengahan Romadhon diwaktu Sholat Teraweh diMasjid Kampung,disaat itu Putri ke-3 saya(Fiellah) masih berumur 4 tahun,dia masih sekolah PAUD.dia selalu ikut Sholat Teraweh di Masjid Kampung dari sejak awal Bulan Romadhon,diselah-selah sholat taraweh sehabis salam,putriku mendekatiku sambil menyampaikan sesuatu dengan lirih,begini kutipan percakapan lirih kita berdua  :

*Putri : Yah,Fiell habis makan buah dibelakang

*Ayah : Buah apa Nak ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun