Mohon tunggu...
Ibnu Sina
Ibnu Sina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa, Penulis

Bertamasya dalam Keindahan Palung Social-Science

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tenaga Medis Itu Bukan "Garda Terdepan" dalam Penanganan Covid-19

18 April 2020   20:58 Diperbarui: 16 Mei 2020   14:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini, dunia tengah digemparkan oleh wabah penyakit yang berbahaya, wabah yang selalu siap menyantap korban yang tak memerhatikan kesehatan dan keselamatannya.

Wabah ini merupakan jenis virus yang baru di dunia, para ahli kesehatan menyebut wabah tersebut dengan sebutan Covid-19 (Corona Virus Disease Tahun 2019) atau yang lebih akrab disebut dengan virus corona.

Hingga saat ini, Virus Corona masih eksis di dunia. Jutaan Korban menjadi korban keganasan virus ini. Korban bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa saja, namun Relawan hingga tenaga medis yang menangani Virus Corona tak luput dari keganasan virus tersebut.

Oleh karena jasa para relawan dan tenaga medis tersebut yang telah mengabdikan jiwa dan raganya untuk bisa menyembuhkan para korban virus tersebut, lalu masyarakat-pun menyebut mereka dengan gelar “Garda Terdepan”.

Menarik dibicarakan memang, pembahasan mengenai gelar tersebut memanglah hal yang sepele. Namun, justru karena hal sepele tersebut kita akan lupa dengan hal yang lebih besar. 

Pemberian nama “Garda Terdepan” diberikan karena menurut masyarakat, para relawan dan tenaga medis adalah orang yang paling dekat dengan virus tersebut, yang dimana dalam kesehariannya mereka selalu berpapasan dengan korban Virus Corona. Namun, menurut penulis sendiri pemberian gelar tersebut kuranglah tepat.

Lalu Siapa “Garda Terdepan” itu?
Masyarakat lupa. Justru, kita sendirilah yang paling dekat dengan virus tersebut. Virus yang tak teridentifikasi dengan mata telanjang ini sangat sulit untuk diselidiki keberadaannya. 

Bisa saja virus tersebut bersemayam di keluarga kita, kerabat, atau mungkin justru virus tersebut berada dalam diri kita sendiri. Inilah yang disebut dengan “silen carrier” atau pengidap corona tanpa gejala. Sehingga menurut penulis, justru kita sendirilah si “Garda Terdepan” tersebut. 

Pemberian gelar tersebut kepada kita sendiri, bukan berarti hanya “kita yang berpapasan dengan virus tersebut tanpa disadari”. Namun, pemaknaan “Garda Terdepan” lebih dari itu. Karena dimulai dari kitalah virus itu bisa berkembang, dan dari kita pula virus tersebut dapat hilang secara alamiah dengan cara mengikuti instruksi ikhtiar dari pemrintah seperti Physical Distancing, Work From Home, Rajin Mencuci Tangan, Selalu Menggunakan Masker, Menjaga Pola Hidup Sehat, dan lain sebagainya. Perkembangan atau pemusnahan Virus tersebut amat bergantung oleh perilaku kita sendiri.

Saat ini kita semua tengah berperang, bukan melawan manusia, robot ataupun alien. Namun kita sedang berperang dengan suatu virus. 

Jika penulis boleh sintesiskan dengan aspek yuridis dalam hal keamanan negara yang tercantum dalam Pasal 30 UUD NRI 1945 Tentang Pertahanan dan Keamanan Negara, Maka kita semua wajib untuk menjaga keamanan negara kita dari ganasnya serangan virus tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun