Mohon tunggu...
Gaharu Online
Gaharu Online Mohon Tunggu... Guru - Ibnu Rusid

Provinsi Nusa Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah India di Pulau Pantar!

27 September 2018   21:52 Diperbarui: 27 September 2018   22:35 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : File Pribadi

A. Prolog
Pulau pantar secara geografis terletak di wilayah Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan letak pulau pantar yaitu : bagian timur pulau pantar berbatasan dengan pulau Pura, Tareweng, Ternate Besar, Pulau Buaya dan Pulau Alor, bagian barat berbatasan dengan Pulau Flores, utara berbatasan dengan Laut Flores dan Pulau Lapang, dan bagian Selatan berhadapan dengan Selat Ombay.

Pulau pantar secara administratif dibagi kedalam lima Kecamatan yaitu Kecamatan Pantar ibu Kota Kabir, Kecamatan Patar Timur Ibu Kota Bakalang, Kecamatan Pantar Tengah Ibu Kota Maliang, Kecamatan Pantar Barat Ibu Kota Baranusa, dan Kecamatan Pantar Barat Laut Ibu Kota Marica.

Pulau pantar adalah pulau yang memiliki ragam suku/ klan yang berdomisili di dalamnya, dan tentu secara otomatis pulau pantar juga pasti memiliki ragam kebudayaan, mulai dari sistem kepercayaan dan religi, bahasa, mata pencaharian, sistem kesenian dan lain sebagainya. Jarak tempu untuk menuju ke pualu pantar dari ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Kota Kupang bisa melalui dua jalur yaitu jalur udara dan jalur laut, jalur laut jarak tempu menuju pulau pantar berkisar 20 hingga 24 jam dan jarak tempuh menggunakan jalur udara (pesawat) berkisar 45 menit dan hanya sampai di Alor (Kalabahi) dan kemudian untuk menuju ke pulau pantar harus menggunakan perahu motor penyebrangan, dengan jarak tempuh yang berfariasi sesuai dengan tempat tujuan yang akan di tuju.

B. Nama Pulau Pantar  
Nama pulau pantar menurut seajarah lokal diambil dari nama tali bakul yaitu dari kata Pantar Le, yang menurut cerita lokal bahwa pada masa kependudukan belanda ada orang belanda yang sedang jalan-jalan kemudian bertemu dengan salah seorang perajin bakul yang sedang menganyam tali bakul, dan orang belanda tersebut menanyakan kepada pengrajin tersebut, tentang apa nama pulau tersebut, dan kebetulan pengrajin yang sedang menganyam tali bekul tersebut ada gangguan pendengaran (tuli), jadi pengrajin tersebut mengira bahwa orang belanda tersebut menyakan ia sedang apa, sehingga ia menjawab bahwa ia sedang menanganyam tali bakul sehingga menjawab secara spontan bahwa Pantar Le yang berari "Tali Bakul".
Dari percakan sederhana yang besifat miskomunikasi tersebut, kemudian orang belanda tersebut mengambil kesimpulan bahwa nama pulau tersebut ialah Pulau Pantar seperti yang sekarang digunakan oleh kebanyakan orang dalam penyebutan nama pulau tersebut.

Namun ada perpektif lain yang menyebutkan bahwa nama pulau pantar yang sesungguhnya adalah Gali Au, seperti kebanyakan dalam tuturan sejarah lokal orang-orang menyebutkan dalam suatu semboyan yaitu Gali Au Watang Lema dan Solor Watang Lema, yang menunjukan hubungan antara kedua daerah teresbut sebagai hubungan kekeluargaan yang bersifat kakari (kakak -beradik), namun perpektif ini harus ada pendalaman yang mendalam baik secara historis ataupun sifatnya ilmiah, sehingga kita dapat memahami secara utuh nama sesungguhnya dari nama pulau pantar teresbut serta kebudayaan yang inklud didalamnya.  

C. Hipotesis tentang keberadaan Orang India di Pulau Pantar
India adalah satu suku-bangsa yang cukup terkenal dalam perdagangan internasional, dan memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi jika dihadapkan pada peradaban-peradaban kuno lainnya yang ada di dunia. Untuk wilayah asia bagian tiimur, India dan Cina merupakan dua suku-bangsa yang sudah lama membangun kontak dagang dengan bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi, misalnya dalam kajian Philip K. Hitty sebagaimana yang di tulis dalam bukunya The History Of Arabs Ia mengungkapkan bahwa bangsa cina dan india sudah membangun kontak dagang dengan timur tengah (Mesir) sudah terjadi 2500 SM melalui jalur darat.
Dan dalam kajian lain para pakar juga mengungkapkan bahwa india dan cina juga melakukan kontak dagang dengan kerajaan-kerajaan nusantara yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit pada masa-masa silam (baca Sejarah Asia Tenggara). Dari proses perdagangan tersebut mendorong orang-orang india dan cina untuk bermigrasi dari negeri asalnya ke wilayah nusantara dan ada yang menetap selamanya di nusantara dan ada yang kembali lagi ke negeri asal mereka, sehingga dapat diduga bahwa orang Indonesia merupakan sebahagian besar adalah keturunan dari orang india dan cina yang sudah terakulturasi baik secara fisik ataupun kebudayaan dengan masyarakat nusantara.

Dasar ini menjadi sebuah pijakan bagi kita bahwa orang-orang india pernah berada di wilayah nusantara baik itu sebelum ataupun sesudah masa Sriwijaya ataupun Majapahit. Dan harus dingat oleh kita bahwa kenapa india bisa bermigrasi ke negeri-negeri lain yang ada diwilayah asia tenggara termasuk Indonesia, karena India pernah memiliki sentrum perdagangan dunia pada masa silam hingga muncul agama-agama besar dunia, yaitu Gujarat sebagai sentrum perdagangan internasioanl dalam wilayah india, dari situ kemudian mendorong orang-orang india untuk bermigrasi membawa barang dagangan mereka ke negeri lain terutama wilayah asia bagian tenggara.
Misalnya india melakukan kontak dagang dengan kerajaan-kerajan yang ada di wilayah nusantara, yang dalam hemat penulis bahwa dari proses perdagangan itulah kemudian membuat orang-orang india mulai berdatangan  ke wilayah Indonesia (nusantara) bukan saja membawa barang dagangan mereka tetapi mereka juga membawa ilmu dan pengetahuan  sebagai bekal dalam perjalanan mereka menuju nusantara dan bekal untuk tetap survive di negeri yang jauh dari daerah asal mereka.

Dalam kontek Pulau Pantar yang menjadi objek pembahasan penulis dalam tulisan sederhana ini bahwa, di pulau pantar ada sisa-sia peninggalan zaman pra-sejarah yang masih menyimpan teka-teki yang perlu dijawab dan membutuhkan kajian ilmiah yang mendalam oleh para ahli tentang sisa-sisa kebudayaan tersebut.
Misalnya di daerah pulau pantar ditemukan benda pra-sejarah pada masa perunggu yaitu Moko atau Wullu dalam bahasa lokal pantar, namun sampai sekarang belum ada jawaban yang tepat oleh para ahli terutama para antropolog tentang asal muasal moko ini sebenarnyta dari mana, para antropolog hanya mengungkapkan bahwa Moko itu dibawah oleh suku Donson dari Vietnam masuk ke wilayah Indonesia pada masa pra-sejarah. Tapi dalam hemat penulis bahwa tesis dari para antropolog ini bisa dibantahkan bahwa suku Donson bukanlah orang-orang yang ahli dalam bidang perdagangan seperti halnya bangsa india dan cina seperti yang telah penulis diutarakan di atas.

Dari tema yang diangkat oleh penulis yaitu "Pernahkah Orang India Menempati Pulau Pantar?" tema ini dikuatkan oleh beberapa temuan yang menjadi indikator penting tentang keberadaan orang-orang india diwilayah Pulau Pantar pada masa-masa silam terutama pada era-perunggu. Indikator-indikator tersebut akan penulis paparkan dibawah ini :

1. Tentang Keberadaan Moko/Wullu
Moko merupakan benda pra-sejarah yang berada di pulau pantar dan Kabupaten Alor secara umum, sehingga Alor digelar sebagai daerah 1000 Moko, namun sampai saat ini belum ada kajian ilmiah yang mendalam tentang keberadaan moko yang ada di pulau pantar dan umumnya Kabupaten Alor. Moko hanya menyimpan cerita mitologi  bagi masyarakat Alor-Pantar.

Tentang keberadaan Moko ini ada sebuah temuan yang menguatkan bagi penulis ketika penulis meneliti tentang "Perkawinan Sebagai Perekat Solidaritas Sosial Antar Klan, Studi tentang Budaya Perkawinan dalam Adat Masyarakat Baranusa Kecamatan Pantar Barat Kabupaten Alor -- Provinsi Nusa tenggara Timur" salah satu narasumber yaitu Bapak Tabang Kusing mengungkapkan bahwa pulau pantar pernah dihuni oleh orang india dan telah menciptakan adat pantar kemudian mereka kembali ketempat negeri asal mereka, dan beliau mengungkapkan bahwa moko merupakan satu karya terbesar yang ditinggalkan oleh orang-orang india di tanah pantar atau tanah Alor pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun