Mohon tunggu...
Gaharu Online
Gaharu Online Mohon Tunggu... Guru - Ibnu Rusid

Provinsi Nusa Toleransi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kado Pahit Hardiknas!

15 Mei 2018   13:20 Diperbarui: 15 Mei 2018   13:37 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap Tanggal 2 Mei Bangsa Indonesia  memperingati Hari Pendidikan Nasional atau lebih dikenal dengan  singkatan HARDIKNAS. Hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang  bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah   memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar bisa memperoleh pendidikan yang  layak.

 Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat "Tut  Wuri Hadayani" yang memiliki arti "di Belakang Memberikan Dorongan"  makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta  menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.

Berbicara Pendidikan, Pendidikan bukan hanya bicara masalah kognisi.  Tapi juga afeksi dan konasi. Sebuah istilah masyarakat NTT yang dapat  menggambarkan segitiga ini adalah istilah "Tiga Tungku" dalam kehidupan.  Seluruhnya harus sama rata agar menghasilkan pribadi yang berkualitas  dan beretika sesuai norma.

Kognisi berhubungan dengan pengetahuan sedangkan afeksi dan konasi  berkaitan dengan etika, perilaku serta moral. Namun masalahnya, moral  dan tingkah laku yang merupakan hasil pembiasan dari afeksi dan konasi  seseorang kini menjadi sebuah  hal yang meresahkan. Apalagi untuk  kalangan remaja.

Mereka banyak sekali dijejali pengetahuan di kepala mereka dengan  segala macam ilmu dan mata pelajaran. Mereka diajarkan bagaimana  mengimplementasikan teori di kehidupan. Namun tidak sedikit dari mereka  yang berperilaku tidak sesuai dengan etika. Hal ini semakin menjadi-jadi  setelah mendapat perlindungan dari Pemerintah perupa undang-undang  Perlindungan Anak ( UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak). 

Dengan  adanya undang-undang Perlindungan Anak mengakibatkan terjadi  kemerosotan nilai moral pada peserta didik, undang-undang tersebut akan  menjadi tempok pemisah antara Tugas dan Hasil, tugas seorang pendidik  yang seharusnya mendidik akan di tekan oleh UU Perlindungan Anak hal ini  menyebabkan kenerja tenaga pendidik menjadi "ASWAJA" atau asal  wajar-wajar saja, entah peserta didik paham dan tidak bukan lagi  tanggung jawab pendidik. Belum lagi, pihak orang tua selalu merasa  benar, merasa anaknyalah yang paling  benar sehingga terjadi sesuatu  pada anaknya maka tidak segan-segan akan melakukan tindakan pada  Pendidik terkait hingga berujung pada tindak Fisik dan berakhir dalam  sangkas besi kepolisian.

Pendidikan kita berada pada masa krisis "MORAL" entah dari segi  Pendidik maupun Peserta Didik, dari berbagai media masa di pertontonkan  penyimpangan yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut, baru-baru ini  kasus Guru Mencabuli siseanya sendiri dikutif dari TRIBUN-BALI.COM,  DENPASAR - 24/03/18. Dari segi Peserta didikpun demikian adanya pada  tanggal 1/2/2018 terjadi penganiaan Guru kesenian di Sampang hingga  Tewas. Diakses dari Media TRIBUNNEWS.COM, MADURA -.

Jika sudah seperti ini maka apa yang akan kita harapkan dari  Pendidikan di Negri kita tercinta ini?. Mungkin Moral telah mati di  Dunia Pendidikan? Atau Mungkinkan kurikulum kita yang bermasalah?.  Entahlah. Kurikulum yang baru (K13) yang diharapkan mampuh mengubah  akhlak siswapun kita menuai perlawanan dari siswa itu sendiri. Bukan  melawan dalam konteks adu jotos namun melawan dalam arti menyimpang dari  apa yang diharapkan oleh Kurikulum tersebut ?

Dengan Momentum HARDIKNAS maka perlu adanya kesadaran antara Peserta  didik dan Pendidik, perlu adanya proses perbaikan dalam segi interaksi.  Untuk mengubahnya, semua belum terlambah. Butuh kerjasama yang baik  antara dinas pendidikan, pihak sekolah dan orang tua dalam hal mendidik,  jika hal ini dilakukan maka akan mudah menekan persoalan negatif yang  menimpa dunia pendidikan kita.

Ini adalah Kado Pahit untuk HARDIKNAS pada tahun ini. Belum terlambat  untuk memperbaiki, jika terjalin kerjasama yang baik antara 3 aspek  diatas (Pemerintah, pihak sekolah dan orang tua) maka akan terciptanya  pendidikan yang brilian di kemudian hari.

   

   "SELAMAT HARI PENDIDILAN NASIONAL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun