Kondisi Politik Indonesia saat ini sangat tidak menentu. Â Setelah Pilkada Serentak digelar, ternyata banyak sekali pihak-pihak yang tidak puas. Pesta Demokrasi tidak berjalan semestinya. Â Ada pihak-pihak yang begitu rakus kekuasaan sehingga tidak mau menerima kekalahan.
Ada 23 Sengketa Pilkada yang saat ini sudah berada di pengadilan MK. Itu saja sudah memprihatinkan karena kinerja KPU digugat. Tetapi yang  lebih memprihatinkan lagi ketika MK digugat oleh pihak-pihak yang kalah.  Mereka menggugat karena ambang batas selisih suara yang boleh disengketakan yang sudah ditetapkan MK dipandang mereka tidak adil.
Secara nyata-nyata mereka sudah menutup mata bahwa ketentuan itu sudah berlaku sebelum Pilkada Serentak digelar sehingga tidak ada lagi alasan mempertentangkan hal itu. Kalau MK tidak punya aturan seperti itu maka yang menggugat sengketa pilkada bisa mencapai ratusan kasus dan menimbulkan ketidak-pastian hukum untuk ratusan daerah untuk beberapa waktu ke depan.
Sayangnya yang paling ngotot mengubah peraturan MK itu adalah Partai Penguasa, PDIP. Kekalahan mereka di Pilgub Banten membuat mereka marah dan menyalahkan semua pihak.
Selanjutnya bermodalkan kekalahan di Pilgub Banten, sepertinya PDIP sudah benar-benar ketakutan akan menerima kekalahan lagi di Pilgub DKI. Â Oleh karena itu begitu memasuki Putaran Kedua mereka melakukan hal-hal yang sulit diterima akal sehat.
Belum apa-apa mereka sudah mempolisikan Sandiaga Uno beberapa kali. Upaya ini tidak etis dan ini akhirnya membuat masyarakat curiga bahwa sebelumnya yang mempolisikan Sylviana Murni kemungkinan besar dari Timses Ahok-Djarot juga.
Apakah seperti ini cara-cara memenangkan sebuah Pilkada?
Sikap Timses Ahok-Djarot itu dilihat dan dinilai seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang Merauke sehingga sebenarnya  persoalan ini ataupun langkah politik ini berpengaruh bukan pada Pilgub DKI saja tetapi kondisi perpolitikan se-Indonesia.
Hari ini kembali Timses Ahok-Djarot membuat sebuah gebrakan. Tetapi  menurut penulis ini Gebrakan Konyol dan Tidak Masuk Akal.  Gebrakan seperti ini terkesan membodohi rakyat yang sudah cerdas-cerdas sebenarnya.  Gebrakan ini malah sebenarnya merugikan Elektabilitas Ahok-Djarot.
Nyata-nyata terlihat Timses Ahok-Djarot sudah kehilangan ide untuk mengkampanyekan Jagoannya sehingga memakai cara-cara (maaf) agak konyol seperti ini.
Dari berbagai media dikabarkan hari ini  3 buah Warteg di kawasan Penjaringan menggratiskan makanannya untuk semua orang. Mereka berbuat itu karena bersyukur kawasan tempat usaha mereka di Penjaringan sudah tidak banjir lagi. Tadi pagi Djarot datang ke sana bersama rombongannya dan makan siang gratis.