Mohon tunggu...
Ian Kassa
Ian Kassa Mohon Tunggu... Freelancer - Merdeka dalam berpikir.

Percaya bahwa tak ada eksistensi tanpa perbedaan. Serta percaya pada proses, bukan pada mitos.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kedewasaan Berdemokrasi

29 April 2018   22:38 Diperbarui: 29 April 2018   22:54 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan merupakan elemen terpenting dalam kehidupan  berdemokrasi. Selama itu positif, tidak destruktif dan tidak berimbas pada pelanggaran hukum, maka berbeda dalam banyak hal tentu boleh saja. Termasuk padanya perbedaan pilihan mengenai sosok pemimpin yang didambakan.

Sayangnya, demokrasi tak jarang pula tercoreng oleh sikap-sikap segelintir orang yang mungkin "sakit" mata ketika melihat ada orang lain yang berbeda pilihan dengan mereka. Sikap seperti ini tak ubahnya sikap kekananak-kanakan. Sikap yang tak dewasa dalam berdemokrasi.

Lantas di mana kita bisa mendapati sikap seperti itu? Contoh kasus sudah terpajang sedemikian banyak. Yang terbaru, dan saat ini viral menghias jagat media adalah kasus intimidasi terhadap seorang ibu dan anaknya. Insiden ini terjadi dalam acara Car Free Day (CFD) di Thamrin, Jakarta Pusat.

Saat itu kerumunan massa berkaos #2019GantiPresiden sontak mengerumuni seorang ibu yang melintas dengan mengenakan kaos bertagar #DiaSibukKerja.  Terdengarlah di sana, katanya Ibu yang tersebut orang bayaran. Benarkah? Entahlah.

Apa daya, contoh tak baik ini sudah beredar. Telah menjadi konsumsi publik. Di mana-mana banyak orang yang memperbincangkannya.

Walau pun memang tak bisa kita sangkal, dua jenis tagar #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja merepresentasikan kompetisi politik yang akan menemukan puncak di pilpres 2019 mendatang.

Akan tetapi, kita juga mesti sadar bahwa kedewasaan berdemokrasilah yang diperlukan. Namun, kedewasaan ini tak menemukan bentuknya bila saling menghargai perbedaan dan saling menghargai pilihan orang lain tidak tumbuh dalam diri kita.

Berbedah pilihan itu wajar saja, menganggap apa yang kita pilih lebih baik dari yang dipilih orang lain juga boleh saja. Yang tidak wajar itu ketika kita memilih lalu mengintimidasi orang lain hanya karena kita berbeda dengannya.

Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun