Mohon tunggu...
Fanni IndraPratama
Fanni IndraPratama Mohon Tunggu... Bankir - Icak Icak Penulis

Manusia paling keren setongkrongan anggut

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tempat Terbaik untuk Bertemu

21 Februari 2021   17:06 Diperbarui: 21 Februari 2021   17:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya warung kopi atau lebih disingkat warkop tersedia untuk mereka yang haus dan lapar. Obrolan dibutuhkan untuk mengisi keringnya dahaga alih-alih es teh dapat memainkan perannya untuk memenuhi semua itu. Mie rebus dan mie goreng selalu menyapa dengan riang, bakwan dan tahu goreng pun serupa, mengisi setiap kesepian diseluruh resah umat manusia. Secara luas manusia dibumi, dan secara sempit manusia-manusia yang selalu datang di warkop pinggir gang dekat rumah Bung Karno.

Setiap tempat pasti akan meninggalkan suatu bekas yang akhirnya menjadi sesuatu yang asyik untuk diceritakan. Maka kali ini aku akan certikan sesuatu yang memiliki pengaruh besar bagi anak-anak muda kelurahan anggut. Sebuah tempat yang selalu memberikan ide dan gagasan untuk anak-anak muda, serta memikirkan “apo yo enak gawe malam ko?” atau “kemano toboko malam ko idak ngumpul siko?”. Tempat itu adalah tempat yang dari dulu menjadi tempat terbaik untuk bertemu bagi masyarakat muda anggut. Dan tempat ini juga menjadi icon nongkrong buat anak-anak anggut untuk sekedar melegakan penat setelah aktivitas kerja, kuliah dan sekolah yang menurut beberapa dari kami menjadi sebuah rutinitas yang membosankan. Segala keluh kesah, guyonan jenaka serta pembahasan politik menjadi hal menarik ditempat ini. Tempat ini bernama warkop Kang Iwan.

Kang Iwan yang sudah aku anggap sebagai bapak nya anak-anak muda anggut, bapak nya anggut boys kalau aku dan teman-teman bilang. Walaupun Kang Iwan bukan asli anggut, namun Kang Iwan dengan senang hati mendengarkan keluh kesah kami dan memberikan kami solusi atas apa yang kami lakukan, dari masalah curhat pribadi maupun tentang asmara. Tidak hanya itu, Kang Iwan juga sering memberikan motivasi pada kami agar tetap memikiri masa depan. Ditempat ini pula di kala tanggal tua dan dompet menipis, Kang Iwan tak segan segan memberi hutangan agar perut kami tidak melilit. Bahkan ketika ada sisa menjelang tutup pun kami sering diberikan cuma-cuma untuk menghabiskan daganganya.

Bagai durian yang  tidak lepas dari makanan khas Bengkulu ‘lempuk’, aku dan teman-teman pun juga sulit lepas dari tempat ini. Tapi siapa sangka di pandemi ini warkop Kang Iwan tutup sementara dikarenakan 3 bulan terakhir pemasukan warkop nya sangat menurun. Aaarrrghhhhh dengar kabar buruk itu rasanya kesal sekali. Kami sebagai penunggu wakop itu sangat sedih mendengarnya. Terbesit juga dipikiran kami ingin membantu, tapi feeling kami mengatakan bantuan ini pasti ditolak, karena kami tahu betul sifat Kang Iwan yang selalu menolak bantuan.

Hmmm beberapa saat tanganku berhenti sejenak di atas keyboard pc sambil memejamkan mata, dan membayangkan betapa indah nya kenangan yang ada di warkop itu. Rasanya ingin sekali memutar waktu ke masa-masa indah itu. Sebagian waktu tersita disini dan aku pun sangat beruntung hadir nya warkop ini. Warkop ini jadi tempat ternyaman untuk betegur sapa, menanyakan kabar dan selalu menjadi tempat terbaik untuk bertemu.

Aku membuka mata setelah beberapa saat terpejam, masih di siang hari bersama pisang goreng dan es kopi, ada kenyataan yang masuk di dalam pikiran aku; Warkop Kang Iwan bukanlah warkop  besar, bukanlah warkop yang ada wifi nya. Warkop kang Iwan adalah rumah. Ia adalah tempatnya pulang. Kadang aku terburu-buru pergi dari tempat kerja untuk segera berada di sini. Hanya demi pertemuan dengan kawan dan saudara, berkumpul dan menyanyikan lagu kesukaan kami, dan kita. Inilah warkop Kang Iwan yang menetap dalam pikiran aku, sebuah warkop bagi segala musim. Baik yang kemarau atau penghujan, yang mana saja asal kami bisa kembali berkumpul.

Beserta tulisan ini, aku hanya bisa berharap semoga bumi ini kembali normal. Oh keadaan lekaslah membaik, izinkan kami berjumpa kembali sesegera mungkin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun