Mohon tunggu...
Hazbi Santoso
Hazbi Santoso Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa UHAMKA

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Renungan Sederhana

27 Januari 2021   23:15 Diperbarui: 27 Januari 2021   23:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, rekan – rekan yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta’ala, salam sejahtera untuk kita semua, semoga kita selalu diberi kesehatan dan perlindungan dari segala macam bahaya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, saat ini saya sebagai penulis ingin sedikit membahas tentang keadaan kita sebagai seorang muslim, juga sebagai bahan untuk introspeksi diri saya, maupun yang membaca artikel ini, aaminn…

Melihat dari kejadian belakangan ini, kita terus menerus merasakan bencana demi bencana yang datang, belum selesai dengan virus corona, datang masalah baru seperti banjir rob yang terjadi di manado, longsor di sumedang, gempa di sulawesi barat, dan bencana lain yang tidak sempat disebutkan. Dari semua yang terjadi itu pernahkah kita berpikir bahwa apa yang telah terjadi ini mungkin karena kita telah lupa dengan yang maha kuasa? 

Mungkin memang benar apabila kejadian belakangan ini adalah satu bagian dari bencana alam yang tidak terduga, tapi pernahkah kita kembali berpikir bahwa yang mengijinkan bencana alam ini adalah Allah Subhanahu wa ta’ala? Dan dalam rencana untuk menyadarkan kita semua bencana ini terjadi. Maka dari itu penulis ingin mengajak diri sendiri dan pembaca untuk mari kita mulai untuk menyadarkan diri kita masing – masing, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk disadarkan dan kembali mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala.

Juga kita umat muslim terhitung dari tanggal 1 januari 2021 hingga 15 januari 2021 telah kehilangan kurang lebih 13 sosok ulama, dari kalangan habaib, syekh, dll. Dan yang paling menggemparkan adalah meninggalnya alm Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber pada 14 januari 2021 kemarin, beritanya menyebar cepat dan menimbulkan duka nasional, bahkan saya melihat berita bahwa ulama dan muslim palestina juga ikut melaksanakan sholat ghoib untuk almarhum, dimana hal tersebut membuktikan bahwa sebenarnya muslim diseluruh dunia itu adalah satu kesatuan dan tidak ada yang bisa memecahkan persatuan umat muslim.

Dan dari suatu postingan di instagram yang berisi potongan ceramah dari habibana Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz yang sudah ada subtitle bahasa indonesia dan disitu mengatakan bahwa “…kita telah melihat di beberapa waktu dekat ini dan juga disebutkan di sejarah zaman dahulu, bahwa ada suatu masa dimana sekelompok orang – orang soleh meninggal dunia, dan sekelompok para wali Allah meninggal dunia dan para ulama meninggal dunia di waktu yang berdekatan. 

Maka, itu menjadi bentuk suatu ibadah saat kita sedih atas kehilangan mereka. karena hati, yang itu adalah tempat pandangan Allah Subhanahu Wa ta’ala, yang Allah menguji para hamba-Nya. Barangsiapa yang tidak sedih kecuali atas orang – orang durjana, orang – orang kafir, orang – orang fasik, orang – orang duniawi, maka dia ‘jatuh’ dari pandangan Allah Subhanahu wa ta’ala, dan barangsiapa yang sedih atas kehilangan orang – orang muqarrabin, orang – orang arif, orang – orang soleh maka dia mendapatkan ridhonya Allah Subhanahu wa ta’ala, karena dia mendukung karena Allah Subhanahu wa ta’ala, memusuhi karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah…”.

Dari ceramah habibana Umar bin Hafidz mengajarkan kita bahwa kita wajib merasa kehilangan apabila ditinggalkan oleh orang – orang soleh, oleh wali Allah, oleh para ulama, karena hal tersebut termasuk ibadah bagi kita, alias ibadah hati, dengan kita merasa kehilangan, itu berarti di dalam hati kita mencintai orang – orang yang meninggalkan kita tersebut, dan Allah Subhanahu wa ta’ala cinta dengan orang – orang yang mencintai orang – orang yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. 

Maka dari itu mari kita bersama – sama belajar untuk mengenal orang – orang soleh, mengenal wali Allah, mengenal para ulama, baik yang masih ada ataupun yang sudah tidak ada, karena hanya dengan mengenal, rasa cinta akan tumbuh, dan dari kita yang mencintai orang – orang soleh, mencintai wali Allah, mencintai para ulama, begitu pula insyaallah kita akan dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Dan juga ada hadist yang menyebutkan “kematian ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama” (Hadits Riwayat Imam at-Thabrani rahimahullah). 

Dari hadist ini jelas bagaimana nilai seorang ulama, beliau – beliau belajar ilmu dari guru – guru mereka, dan ilmu nya bernasab sampai dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, pada zaman sekarang mulai sedikit demi sedikit terlupakan metode belajar tersebut, saat ini kita merasa sudah banyak buku yang tersedia, dan terkadang merasa tidak perlu lagi mendalami agama ke seorang guru. Tetapi tidak dengan para ulama kita yang ber warga negara indonesia ataupun negara lain, mereka belajar dan memahami betul makna dari suatu pelajaran, karena mereka belajar dan betul – betul menyerap ilmu guru mereka kedalam hati. 

Disinilah nilai ilmu yang sangat berbeda, misalnya ketika kita belajar tentang tata cara sholat dari buku, kita hanya akan mendapatkan apa yang ada atau tertulis dibuku tersebut, sekalipun ada hadist yang disebutkan didalamnya, hadist tersebut makna nya sulit kita artikan sendiri, dan bisa jadi kita malah menyalah artikan hadist tersebut, berbeda dengan para ulama yang belajar dari guru – guru mereka, makna keseluruhan dari pada tata cara sholat dijelaskan dan ilmunya di rekam didalam hati ulama – ulama kita, apalagi beliau belajar dengan guru – guru mereka tidak hanya setahun dua tahun, tetapi selama guru – guru nya masih ada di dunia, beliau para ulama akan terus belajar dan menerima ilmu dari guru – guru nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun