Mohon tunggu...
Husnul Hamidah
Husnul Hamidah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lika-liku Pejuang Ilmu

11 Desember 2018   19:07 Diperbarui: 11 Desember 2018   19:15 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Embun menyibak dinginnya pagi. Terlihat dari ufuk timur mentari tampak malu-malu menyebarkan hangatnya. Suara isti'lamat memenuhi ruangan 4m x 6m tanda ta'lim (pembelajaran) akan segera dimulai. Banyak mahasantri yang masih berbalut mukenah  usai dipakai shalat shubuh berjamaah. Suara teteh-teteh (bahasa sunda: artinya kakak perempuan) memanggil agar mahasantri segera menuju tempat ta'limnya masing-masing. Di Mahad Sunan Ampel Al-Aly, diterapkan pembinaan keagamaan dan semua mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pasti pernah merasakannya. Kewajiban masuk asrama selama 2 semester tidaklah sebentar bagi yang belum pernah merasakan suasana pondok. Program wajib dalam mahad yang mana ada ta'lim quran, ta'lim afkar, dan shobahul lughoh cukup membuatku kesulitan dalam mengatur jadwal. 

Tidak sampai disitu, bagi mahasiswa baru yang kuliah di UIN Malang pasti akan disuguhkan dengan program yang begitu istimewa, yakni program pembelajaran bahasa Arab (PPBA).  Pembelajaran bahasa yang begitu intensif, tidak pernah ada dikampus manapun. Dibina dengan dosen-dosen yang ahli dalam bidang bahasa Arab. Capek, lelah, padat, sibuk, itulah sebagian yang aku rasakan saat memasuki bulan-bulan awal di mahad. Hingga seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan aktivitas yang super  duper padat tersebut.

Ketika datang rasa malas dan jenuh dengan aktivitas yang begitu banyak. Terbersit wajah Ayah dan Bunda memberi semangat dengan senyuman yang menghangatkan. Nabi Musa saja untuk mendapatkan ilmu dari Nabi Khidir penuh dengan perjuangan dan kesabaran yang tinggi. 

Nabi Muhammad pun perlu bertahun-tahun belajar Al quran dengan malaikat Jibril. Jadi siapakah kita yang ingin instan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat?  Lalu siapakah kita yang beraninya berangan angan menjadi ahli bahasa tanpa bersusah payah? 

Dan siapakah kita yang dengan memaksa ingin bisa dengan duduk manis memangku tangan ? segalanya perlu pengorbanan, kerja keras, dan kesungguhan. Biarlah lelah menjadi lillah, biarlah capek menjadi bukti, dan biarlah letih menjadi saksi bisu usaha kita. 

Disisi lain, masih ada tugas utamaku menjadi mahasiswa di UIN, yakni kuliah. Aku mengambil jurusan pendidikan bahasa Arab. Bisa dibayangkan betapa banyak dan seringnya interaksiku dengan bahasa Arab. Dimulai dari kegiatan mahad dipagi hari, kuliah di siang hari, dilanjutkan dengan program spektakuler PPBA siang hari hingga malam tiba. Siapa yang sangka, ilmu yang aku dapatkan dari mahad dan program bahasa Arab begitu memberikan banyak manfaat bagiku pribadi. Tanpa sadar kesemuanya itu memberikan kemudahan untukku menimba ilmu di jurusan pendidikan bahasa Arab. Jika ditanya bosan atau tidak belajar bahasa Arab sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, maka jawabanku tidak. Semakin kita belajar dan belajar, maka akan terasa bahwa ilmu yang kita miliki sangatlah sedikit. Masih banyak ilmu dan pengetahuan yang belum kita mengerti. Masih banyak pula ilmu Allah yang perlu dipahami.

Adapun program pembelajaran bahasa Arab (PPBA), dengan jurusan pendidikan bahasa Arab tidaklah jauh berbeda pembelajarannya. Keduanya terbagi menjadi empat maharah (kemampuan), yakni istima' (mendengar), kalam (berbicara), qiraah (membaca) dan kitabah (menulis). Kesemuanya dipelajari satu per satu dengan dosen yang berbeda dan metode pembelajaran yang berbeda pula. Serta di tutup dengan ujian dari masing-masing maharah.

Kelas dalam PPBA pengklasifikasiannya melalui tes tulis pada awal masuk UIN. Setelah direkap dari hasil tes tersebut, barulah ditentukan kelas bagi masing-masing mahasiswa. Kelasnya mulai dari A1 -- C7. Dengan indikator kelas A menjadi kelas tertinggi. Dalam proses pembelajarannya, baik pendekatan, strategi, metode maupun teknik yang digunakan masing-masing dosen berbeda dan begitu kreatif. Kita tidak merasa bosan apalagi monoton, justru sebaliknya, pembelajaran yang dari siang-malam terasa sangat menyenangkan.

Segala materi baik pada kelas mutaqaddim (kelas tinggi) hingga kelas Asasi di desain semenarik mungkin. Agar proses pembelajaran bahasa Arab berjalan efektif. Bahkan terhitung sering pula pembelajaran dilakukan outdoor di luar kelas, bisa disekitar taman rektorat, samping gedung perkuliahan, di masjid dll. Hal ini dimaksudkan agar tidak jenuh belajar di dalam kelas. Belajar dengan suasana yang baru tentunya dapat meningkatkan semangat dan timbulnya rasa senang serta riang, dan jika hal itu terjadi maka akan berdampak baik saat menerima pembelajaran.

 

Oleh: Miftahul Jannah/PBA UIN Malang 2015 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun