Mohon tunggu...
Den Ciput
Den Ciput Mohon Tunggu... Penulis - I'm a writer...

Just Ordinary man, with the Xtra ordinary reason to life. And i'm noone without God.. http://www.youtube.com/c/ChannelMasCiput

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terkait Larangan Mudik: Mari Berdamai dengan Pandemi.

18 April 2021   03:28 Diperbarui: 18 April 2021   05:05 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Petugas Sedang mengatur di Pintu Tol Jakarta-Cikampek ( Sumber: Megapolitan Kompas)

Jangan hibur mereka dengan segudang kalimat tentang hakikat lebaran, bahwa yang inti pada puasa dan lebaran itu adalah soal ibadah, bukan perayaan. Jangan! Hal itu malah akan melukai hati mereka.

Apakah momen bahagia setahun sekali itu harus ditunda? Oh, no! mana bisa!? Lebaran harus tetap jalan, dengan atau tanpa pandemi. Seperti hidup kita yang tetap harus berjalan, dengan atau tanpa pandemi. With or without pandemic, the show must go on.

Lagian dengan pembatasan waktu mudik ( antara tanggal 6 mei -- 17 Mei ) saya yakin justru makin akan membuat warga berbondong-bondong pulang kampung. Karena keburu melewati waktu batas larangan. Nurut saya hal ini malah akan memperbesar peluang terjadinya kerumunan. Lihat saja!

Lantas bagaimana caranya?

Berdamai dengan pandemi!

Realisasinya!?

Sosialisasikan tentang pentingnya menaati protokol kesehatan. Anjurkan tentang pula tentang bagaimana harus menjaga diri, jaga imun tubuh, jaga kebersihan. Jaga kesehatan.Cuci tangan sebelum makan dengan sabun. Makan teratur ( kalau ada yang dimakan!). Istirahat cukup, pakai masker, hindari stress! Satu lagi yang tak kalah penting adalah menjaga jarak minimal satu meter satu dengan lain. Terutama dengan mantan. Khusus dengan mantan boleh sejauh-jauhnya. Dengan cara itulah kita bisa menghadapi wabah ini. Toh Covid19 nggak seberbahaya itu. Covid19 bisa sembuh.

So, kita nggak perlu tak perlu bersedu sedan setakut itu untuk menghadapi pandemi ini. Toh dengan imun yang baik virus akan mati dengan sendirinya dan larut dengan (maaf) kotoran kita.

Kenapa mesti setakut itu menghadapi virus yang belum tentu bisa membunuh kita!?

Lha wong sebelumnya kita bisa makan dipinggir jalan dengan mangkuk atau piring yang air tempat mencuci wadah tersebut udah nggak jelas warnanya tanpa takut kena hepatitis. Bisa makan gorengan yang kita beli dipinggir jalan yang penyajiannya tanpa tutup dan bercampur dengan debu jalanan. Saat itu, kita sehat-sehat saja, bahkan sampai saat ini.

Bukankah sebelumnya kita dengan gampang mengabaikan lampu merah, bahkan menerobos palang pintu kereta api yang udah menjelang tertutup tanpa takut tertabrak kereta api atau kendaraan lain? Pendek kata, nyali loe menghadapi kematian besar banget, bang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun