Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Politik

Idealisme Politik Milenial, untuk Apa dan Siapa?

29 Oktober 2019   14:20 Diperbarui: 29 Oktober 2019   14:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terminologi "milenial" sering kali disematkan   pada kelompok populasi anak muda yangmasih "labil", mudah ikut arus zaman, belum berpengalaman, serta belum matang dalam menatapola pikir dan emosi. Kebanyakan orang tidak terlalu memperhitungkan kelompok anak muda inikarena  terdapat  kecenderungan  pola berpikir  mereka kadang   terlampau  idealistis  tidak realistis.Sering kita menjumpai anak muda mengambil sebuah keputusan atas dasar emosional dan perasaanbelaka. Namun, dalam hidup yang namanya idealisme (pemikiran tentang utopia) sangat diperlukan.Idealisme mendorong orang untuk memiliki harapan dan cita-cita hidup. Idealisme yang terukurdikombinasikan dengan semangat positif akan dapat membuat perubahan kehidupan  menjadi lebih baik. 

Jika pemuda tak memiliki gairah cita-cita, mereka akan berhenti berusaha. Saat berhenti maka,akan mati. Milenial   menjadi   harapan   sebagai  change   agent,yaitu   pihak   yang   akan   menuntun   padatransformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui perbaikan dan pengembangan. Hal tersebut didukung dengan potensi milenial yang dekat dengan teknologi. Kondisi itu membuat milenial lebihbanyak mendapat akses informasi lebih cepat dengan berbagai varian konten di dalamnya. Sisi positifnya adalah milenial menjadi sosok anak muda yang dinamis, responsif pada hal-hal baru,energik, dan optimis. Milenial, diharapkan mampu membawa inovasi cerdas, segar, dan gagasankreatif. Sehigga dunia tidak melulu diwarnai dengan berbagai hal jaman old yang terkadang kakumerespon   berbagai   dinamika   zaman.   Milenial   dengan   semangat   dan   idenya   tersebut   selaludinantikan   menjadi  change   agent  di   semua   sektor   kehidupan,   termasuk   dalam   politik.   

Ketika mengaitkan milenial dengan politik maka, milenial rentan terhadap monopoli politik. Disisi lainmilenial dapat menjadi katalisator politik sehingga menciptakan iklim politik baru yang lebih baik.Memang tidak dapat dipungkiri bahwa politik banyak disalahgunakan oleh politisi ecek-ecekdemi jabatan, kekuasaan dan pundi-pundi  rupiah. Sehingga banyak juga genarasi milenial yangberkualitas menghindari wilayah tersebut dan acuh pada politik. Sehingga semakin banyak pulapolitisi minim  kualitas menempati  pos-pos penting di  pemerintahan. Maka,  yang  terjadi adalah birokrasi pemerintahan menjadi kacau. Jika hal itu terus berlangsung akan menjadi mata rantaikehancuran suatu negera. Milenial harus dirangsang untuk memiliki sudut pandang bahwa politikbisa   menjadi   alat   yang   efisien   untuk   memberikan   kesejahteraan   kehidupan. 

Apabila   politikdijalankan dengan cara yang baik maka, sebenarnya kita telah mengelola dunia dengan baik juga.Partisipasi politik generasi milenial sangat berpotensi mengingat  persentase jumlah pemilih adalah anak muda, generasi milenial menyumbang suara cukup banyak dalam kontestasi pemilu2019. Asumsi ini berdasarkan data pada pemilu 2014 dimana pemilih pemula yang didominasi anak muda usia 17-24 tahun berjumlah kurang lebih 18,3 juta. Jumlah tersebut tentu akan bertambah dipemilu 2019. Hal itu menempatkan generasi milenial menjadi sasaran empuk para politisi-politisiyang mendaftar dalam kontestasi pemilu 2019. 

Karena kondisi idealis pemuda yang masih rentan dipengaruhi tentang isu keberpihakan. Tentunya kita tidak ingin generasi milenial hanya dijadikan sebagai   komoditas   politik,   yang   sebatas   digunakan   elite   untuk   mendongkrak   elektabilitas   danpemadatan jumlah massa.Potensi   milenial   yang   dekat   dengan   teknologi   harus   mampu   dioptimalkan   menguatkanidealisme   politik   dan   partisipasi   politik.   Milenial   dapat   mengambil   peran   strategis   untukmenghadirkan iklim politik yang sehat. Maka, milenial yang cakap dan tanggap teknologi, kreatif,serta   advokatif akan   membuka   peluang   terciptanya   kontestasi   politik   yang   dinamis   dan   sehat.

Contoh   partisipasi   genarasi   milenial   adalah   dengan   melakukan   pengawalan   pemilu   2019. Mendorong gerakan anti golput atau kampanye hastag bernilai positif untuk pemilu berkualitas.Pada   akhirnya   idealisme   politik   generasi   milenial   berada   pada   tangan   masing-masing milenial.   Energi   idealisme   politik   milenial   adalah   salah   satu   potensi   negeri   ini.   Tinggal   paramilenial ingin melabuhkannya pada pihak mana. Idealisme itu akan terus ditempa dijalan positifatau hanya akan diacuhkan sehingga menjadi bahan monopoli elit pragmatis untuk menguatkanmesin politik saja. Milenial, tentukan sekarang! Akan kau labuhkan dimana idealime itu akan kauasah   dengan   kepedulian   terhadap   bangsa   atau   hanya   kau   gadaikan   dengan   zona   nyaman   dan hedon.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun