Mohon tunggu...
hubsehat
hubsehat Mohon Tunggu... Konsultan - Achieving Stronger Healthier Community
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Empower patients and doctors with connected personal electronic medical records ACCESSIBLE ANYTIME ANYWHERE

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mencari Second Opinion Dalam Balutan Technology

20 Agustus 2019   18:28 Diperbarui: 20 Agustus 2019   18:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari second opinion tentang penyakit yang diderita, sekarang pasien tak perlu repot ke luar negeri segala. +hubsehat telah menyediakan layanan second opinion secara online

Sudah sering kita mendengar berita tentang pasien yang menjadi korban salah diagnosis dokter. akibatnya bisa bermacam-macam, dari yang menjadi cacat sampai yang berujung kepada kematian. Biasanya pasien akan mencari second opinion, untuk menghindari salah diagnosis yang bisa berakibat fatal.

Namun yang jelas, bila mau jujur dan sadar, harusnya kita dapat mengerti bahwa dokter juga manusia. Sebab, kesalahan bisa menimpa siapa saja tanpa pernah memandang profesi atau status orang. Cara terbaik untuk menghindari terjadinya kecelakaan diagnosis adalah meningkatkan kualitas kinerja para dokter serta memanfaatkan opini kedua.

Yang dimaksud opini kedua ialah saran yang diberikan oleh dokter lain kepada pasien berdasarkan hasil diagnosis ataupun rekam medis dari dokter sebelumnya. Opini kedua diperlukan guna memastikan jenis penyakit yang diderita, agar tidak terjadi salah diagnosis.

Saat ini banyak orang yang ingin mendapatkan opini kedua hingga ke luar negeri. Alasannya, dokter luar negeri dianggap lebih berkompeten dan kredibel. Padahal, jika di pertimbangkan perjalanan ke luar negeri kalau hanya untuk mendapatkan opini kedua bisa memakan banyak waktu dan biaya.

Belum lagi akses informasi yang kredibel dan bisa di percaya masih sangat minim, dominan para pasien yang mencari opini kedua untuk keluar negeri masih dari pengalaman pribadi, keluarga, ataupun kerabat dekat lainnya bahkan saat ini diagnosis dan informasi online melalui situs pencari "Google" telah menjadi primer de facto.

+hubsehat
+hubsehat
+hubsehat menghadirkan layanan kesehatan tanpa batas, Selain mempermudah pasien untuk memonitor perkembangan kesehatan sebagai rekam medis electronik pribadi, kehadiran feature Second Opinion ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan para rumah sakit dan dokter dari berbagai negara.

Rumah sakit dan dokter yang bergabung di feature second opinion adalah industry dan tenaga medis yang top serta ahli di bidangnya. Hal itu bisa dibuktikan lewat data profil mereka yang bisa diperlihatkan kepada para pasien saat hendak mendapatkan jasa opini kedua dari feature +hubsehat.

Cara untuk mendapatkan opini kedua di +hubsehat sangat mudah. Pasien hanya perlu mengakses dan menginstall app +hubsehat yang ada di beberapa platform populer seperti Android, IOS dan WEB. 

Setelah itu, pasien akan bisa berkonsultasi dengan pihak Rumah sakit yang diinginkan Secara FREE. Dengan tanpa adanya biaya jauh lebih effektif dan effisien dari segi Waktu dan Biaya daripada harus pergi keluar negeri hanya untuk mendapatkan opini kedua dari para dokter dan rumah sakit.

Feature Second Opinion ini sangat membantu para pasien dalam menghemat waktu dan biaya. Mengutip laman tribunnews.com. Indonesia Services Dialog (ISD) mencatat jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir. Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien dengan total pengeluaran pasien Indonesia di luar negeri pada tahun 2015 mencapai $1,4 miliar atau setara dengan Rp 18,2 triliun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun