Mohon tunggu...
Sotardugur Parreva
Sotardugur Parreva Mohon Tunggu... -

Leluhurku dari pesisir Danau Toba, Sumatera Utara. Istriku seorang perempuan. Aku ayah seorang putera dan seorang puteri. Kami bermukim di Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yesus Memang Disalib

9 Juni 2017   13:07 Diperbarui: 9 Juni 2017   16:59 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah apa saja yang telah Penulis klik pada layar laptop yang membuat Penulis 'terdampar' pada artikel Apakah Orang-orang Non-Muslim Bisa Masuk Surga? (A Muslim's View) tulisan Soul Traveler yang diposkan 30 Maret 2014 dan diperbaharui 24 Juni 2015 (ketika Penulis belum jadi Kompasianer).  Tertarik membaca judulnya, yang bagi Penulis seakan tulisan tersebut dapat menambah pengetahuan mengenai apakah menurut pandangan Muslim, seorang Non-Muslim bisa masuk surga atau tidak.  Maka, artikel tersebut Penulis baca.

Banyak hal yang Penulis tangkap (semoga tidak salah tangkap) dari artikel tersebut, diantaranya Penulis sajikan berikut ini beserta komentar atau tanggapan Penulis di mana diperlukan:

  • 1. Soul Traveler memiliki banyak teman Muslim yang memandang bahwa orang yang tidak menganut Islam adalah kafir;
  • 2. Soul Traveler berdasarkan ajaran yang diterimanya dari guru-guru di persekolahan, merasa mempunyai pandangan Islam mengenai siapa saja yang diperkenankan masuk surga oleh Allah (Tuhannya Muslim);

Menurut Soul Traveler, di surat Al-Fatihah ada dua ayat terkait, yaitu: "Tunjukilah kami jalan yang lurus," dan "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang DIMURKAI dan bukan (pula jalan) mereka yang SESAT."

Dari kedua ayat itu, Soul Traveler menarik simpulan bahwa yang diperkenankan masuk surga adalah mereka yang diberi ni'mat dan ditunjukkan jalan yang lurus.  Sebaliknya, bagi mereka yang memilih dimurkai dan sesat, tidak diperkenankan masuk surga.

Soul Traveler tertarik pada pembedaan yang dimurkai dan yang sesat.  Menurut Guru Agama Islam tempat Soul Traveler bertanya, yang dimurkai Allah ialah kaum Yahudi karena menolak ajaran Nabi Isa a.s. dan menolak ajaran Nabi Muhammad s.a.w. serta menuduh Nabi Isa a.s. sebagai Mesiah palsu.

Sementara, yang sesat ialah orang Kristiani yang tidak mengetahui apa sebenarnya kebenaran.  Soul Traveler juga menyimpulkan bahwa yang dikenal kaum Kristen sebagai Yesus, adalah sama dengan yang diketahui kaum Islam sebagai Nabi Isa a.s.

Sangat disayangkan, hanya dengan berdasarkan ajaran Guru Agama Islam, yang nota bene tidak mengetahui kepercayaan Kristiani secara detil, Soul Traveler menarik simpulan, dan mengemukakan simpulan tersebut di ranah publik (Kompasiana), di mana para Kompasianer menganut berbagai agama/kepercayaan.  Idealnya, para pihak yang mengetahui kepercayaan Kristiani secara detil ialah para pengikut Kristus, maka segala hal yang terkait pada Kristiani, harus diperoleh dari pengikut Kristus, bukan dari Guru Agama Islam.

Kira-kira, jika dianalogikan, meskipun seorang Sarjana Ekonomi mengetahui Hukum Dagang, adalah tidak kompeten bagi Sarjana Ekonomi menyatakan fakta hukum terkait dagang. Pihak yang kompeten menyatakan fakta hukum adalah seorang Sarjana Hukum yang ditugasi menyatakannya.  Maka, meski dia seorang Sarjana Hukum yang mengetahui fakta hukum dagang, apabila tidak ditugasi menyatakan fakta hukum dagang, orang itu tidak kompeten menyatakan fakta hukum dagang.

Demikian pula halnya, adalah janggal menerima pernyataan tentang Krstiani dari Guru Agama Islam yang nota bene bukan pengikut Kristus.  Guru Agama Islam tidak kompeten menyatakan hal terkait dengan Krstiani, jika pernyataan itu disampaikan ke ranah publik. Bila dinyatakan di komunitas terbatas, silahkan, sebagai bahan pembelajaran.

Terkait penyaliban Yesus, tampaknya, Soul Traveler percaya pada ajaran Guru Agama Islam. Bahwa, Nabi Isa a.s. (Yesus?) diajarkan di kalangan kaum Islam tidak disalibkan, melainkan diangkat ke surga.  Yang disalibkan ialah orang yang wajahnya dimiripkan dengan Nabi Isa a.s.

Sebagai seorang pengikut Kristus, Penulis percaya bahwa Yesus memang disalibkan, disaksikan banyak orang, bukan secara tersembunyi. Pada peristiwa penyaliban Yesus, tidak ada penyerupaan dengan siapa-siapa.  Tidak ada pembohongan publik. Setelah Yesus bangkit dari alam maut, Yesus menunjukkan tangan yang ditembus paku dan lambung yang ditembus tombak.

Itu membuktikan bahwa yang disalibkan itu memang Yesus, bukan digantikan oleh siapa-siapa.

Soul Traveler mempercayai bahwa kaum Kristiani ingin menapaki jalan Allah yang lurus, tetapi nenek moyang kaum Kristiani sempat keliru dengan ajaran-Nya.

Benar, bahwa pengikut Kristus ingin menapaki 'jalan' yang ditunjukkan oleh Yesus. Kata Yesus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  Berlandaskan perkataan Yesus itu, pengikut Kristus percaya bahwa Yesuslah satu-satunya jalan menuju Bapa (Surga).  Tidak ada jalan lain, termasuk dengan perbuatan baik, sebab, setelah kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, manusia sudah sama dengan gombal (kain lap), tidak mampu berbuat baik yang sepadan dengan pemberian upah surga.

  • 3. Soul Traveler percaya bahwa Nabi Isa a.s. akan kembali ke dunia beberapa puluh tahun sebelum hari kiamat untuk memberantas kejahatan yang disebarkan oleh Dajjal.

Kupikir, Soul Traveler dan siapa saja merdeka hendak percaya hal itu atau tidak.  Hal yang ingin kusampaikan ialah, bahwa menurut Injil yang dicatat oleh rasul Yesus yang hidup bersama Yesus, dan/atau murid dari rasul Yesus, ditulis pada abad pertama, dikisahkan bahwa Yesus akan kembali ke dunia untuk memisahkan manusia dari manusia lain, seperti gembala memisahkan domba dari kambing.  Domba akan dimasukkan bertemu muka dengan Bapa, sementara kambing dimasukkan ke pembakaran kekal.  

  • 4. Soul Traveler mengisahkan tentang kenabian Muhammad s.a.w.  Menurut pendapatku, berhubung belum pernah kupelajari secara detil mengenai kenabian Muhammad s.a.w., kurang elok berkomentar atasnya.  Sejauh ini, yang kuketahui, bahwa Injil sudah dicatat sejak abad pertama oleh rasul Yesus yang hidup bersama Yesus dan/atau oleh murid dari rasul Yesus, sementara Al Qur'an menurut sejarahnya, diturunkan pada abad VI Masehi.

Terima kasih.

Semoga bermanfaat.

Salam bhinneka tunggal ika.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun