Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Salah Artikan Bentuk Perhatian

13 April 2018   19:33 Diperbarui: 13 April 2018   19:49 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa kagum terhadap lawan jenis itu adalah hal pasti pernah di rasakan oleh setiap orang, seorang pria mengagumi wanita begitu juga sebaliknya. Terlebih jika yang dikagumi adalah dia yang masih bersetatus single.

Namun yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana jika seorang yang dikagumi itu adalah seorang yang sudah punya kekasih? Yang pasti dalam situasi yang demikian itu adalah situasi yang serba merepotkan.

Di satu sisi, rasa kagum itu sendiri adalah rasa yang berasal dari dalam hati seseorang, kepada lawan jenisnya karena timbul kesan indah saat memandang secara fisik maupun perilaku yang santun, maka sangatlah sulit untuk dihilangkan begitu saja.

Di sisi lain, seseorang yang dikagumi itu notabene adalah seseorang yang sudah mempunyai seorang kekasih. Maka Dari situlah biasanya timbul sebuah gejolak dalam diri terutama dalam masalah mengendalikan diri secara sikap dan harus bisa menyimpan dalam-dalam rasa kagum itu sendiri.

Dari sudut pandang di atas, mungkin juga banyak orang yang sudah mengalaminya. Dimana seseorang itu harus dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu mengangumi kekasih orang.

Namun arti kekasih disini bukanlah sebuah hubungan suami istri, akan tetapi masih dalam setatus pacaran dan belum ada ikatan sama sekali.

Meski banyak yang beranggapan bahwa sebelum janur kuning melengkung, semua kemungkinan masih bisa terjadi. Namun yang pasti tidak semua orang bisa dengan mudahnya membenarkan penganggapan tersebut.

Mengingat, bahwa setiap hubungan itu adalah sesuatu yang berawal dari sebuah kenyamanan dan berkhir pada sebuah komitmen. Maka kemungkinan besar, seseorang yang sudah menjalani hubungan dalam status pacaran itu nantinya akan berakhir pada sebuah pernikahan.

Jika sudah nyaman dengan seseorang maka urusan cinta itu sering dinomer duakan, sering berantem dan timbul rasa bencipun tetap akan terasa nyaman. Maka kesimpulannya adalah komitmen itu berasal dari sebuah kenyamanan.

Bedha lagi ceritanya jika dalam suatu situasi dimana seseorang itu sudah lama banget mengangumi seseorang, jangankan untuk berbicara atau mengungkapkan, sekedar untuk menyapa dan berkenalanpun tidak ada nyali.

Namun seiring berjalannya waktu, pada akhirnya bisa saling kenal dan bahkan bisa dikatakan kenal akrab. Perhatian dalam kadar peduli terhadap temanpun pasti tak akan terelakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun