Mohon tunggu...
H. Alvy Pongoh
H. Alvy Pongoh Mohon Tunggu... Konsultan - Traveller & Life Learner

I am a very positive person who love to do the challenge things and to meet the new people. I am an aviation specialist who love to learn, share, discuss, write, train and teach about aviation business and air transport management.

Selanjutnya

Tutup

Money

Keramahtamahan Logistik Menentukan Daya Saing Negara

23 Januari 2017   19:43 Diperbarui: 23 Januari 2017   19:48 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Istilah “logistik” dan kegiatan didalam logistik bermula dari dunia militer. Dalam sebuah peperangan, logistik merupakan proses pemasokan peralatan dan kebutuhan material kepada pasukan tempur. Ada sebuah motto yang populer di kalangan insan logistik yaitu: “Logistik Tidak Dapat Memenangkan Pertempuran Tetapi Tanpa Dukungan Logistik Pertempuran Tidak Dapat Dimenangkan”. Motto ini bermakna bahwa dukungan logistik harus dilaksanakan dengan baik agar pertempuran dapat dimenangkan.  Logistik sebagai sebuah konsep bisnis berkembang pada tahun 1950-an dengan meningkatnya kompleksitas dalam memasok dunia usaha dengan bahan dan pengiriman keluar produk seiring dengan rantai pasokan yang semakin mengglobal.

Dewan Profesional Manajemen Rantai Pasokan atau Council ofSupply Chain Management Professionals (CSCMP), yang merupakan asosiasi profesional dunia yang unggul dalam manajemen rantai pasokan, mendefinisikan Logistik sebagai "... bagian dari manajemen rantai pasokan yang merencanakan, menerapkan, dan mengendalikan efisien, efektif arus maju dan arus balik dan penyimpanan barang, jasa dan informasi terkait antara titik asal dan titik konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. "definisi singkat dari CSCMP tentang Logistik adalah" manajemen persediaan, saat berhenti atau bergerak."

Manajemen Logistik begitu penting saat ini, oleh karena manajemen logistik merupakan faktor integral dalam keberhasilan operasi setiap perusahaan secara khusus dalam industri manufaktur dan memiliki dampak langsung pada hasil akhir dari perusahaan itu sendiri. Secara mendasar, manajemen logistik adalah kontrol dan pengawasan pergerakan barang, namun, ruang lingkup manajemen logistik dapat jauh lebih mencapai dari itu.

Bidang Manajemen Logistik melibatkan banyak faktor yang berbeda, antara lain: manajemen transportasi, manajemen pengangkutan dan persediaan, penanganan bahan, dan pemenuhan pesanan. Operasi manajemen logistik yang efektif harus dapat menghasilkan 4 hasil utama, yaitu: peningkatkan pendapatan, perbaikan struktur biaya operasional, pengurangan biaya transportasi secara keseluruhan dan peningkatan layanan pelanggan.

Begitu pentingnya peranan logistik bagi kemajuan peradaban dunia sehingga Bank Dunia (World Bank) menganggap perlu untuk melakukan penelitian dan kajian tentang logistik di hampir seluruh Negara di dunia secara berkelanjutan. Bank Dunia telah menciptakan sebuah alat bantu tolok ukur (benchmark) yang interaktif disebut: Indeks Kinerja Logistik atau Logistics Performance Index (LPI), yang diharapkan dapat membantu negara-negara di dunia untuk mengidentifikasi tantangan dan kesempatan yang dihadapi dalam hal kinerja perdagangan logistik dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja logistik tsb.

LPI didasarkan pada hasil survei yang dilakukan di 160 negara kepada para pelaku usaha logistik (freight forwarders & express carriers) mengenai keramah-tamahan logistik (logistics friendliness) dari Negara dimana mereka beroperasi dan berdagang.  LPI mengukur kinerja logistik dari suatu negara secara kualitatif dan kuantitatif serta dalam 2 (dua) perspektif yaitu: internasional dan domestik. Komponen yang dianalisa dalam LPI Internasional antara lain: Bea Cukai yang Efisien, Kualitas Infrastruktur Transportasi & Perdagangan, Kemudahan Pengiriman, Kualitas Jasa/Layanan Logistik, Pencarian Kiriman (tracking & tracing) dan Ketepatan Waktu Pengiriman (timeliness). Sedangkan dalam LPI Domestik, kinerja logistik yang dinilai antara lain: Infrastruktur, Jasa/Layanan, Prosedur Perbatasan dan Kehandalan Rantai Pasok.

Dalam pemeringkatan LPI Internasional tahun 2016 yang mencakup 160 negara-negara di dunia, Indonesia berada pada peringkat ke-63. Posisi ini jauh dibawah negara-negara ASEAN seperti: Thailand (ke-45), Malaysia (ke-32) dan Singapura (ke-5). Namun peringkat Indonesia tsb masih diatas dari negara-negara ASEAN lainnya seperti: Vietnam (ke-64), Brunei (ke-70), Filipina (ke-71), Kamboja (ke-73), Myanmar (ke-113), Laos (ke-152).  Bila dibandingkan dengan hasil pemeringkatan LPI Internasional tahun 2014, dimana Indonesia berada pada peringkat ke-53, maka kinerja logistik negara Indonesia pada tahun 2016 mengalami penurunan peringkat. Penurunan peringkat kinerja logistik ini dapat mencerminkan adanya penurunan daya saing negara Indonesia dengan negara-negara lain di bidang logistik.

Bila persaingan global (global competition) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diandaikan sebagai sebuah “peperangan” untuk mencapai dan merebut predikat negara yang berdaya saing tinggi dalam bidang logistik, maka negara Indonesia saat ini belum akan dapat memenangkan “peperangan” tsb. Oleh karena situasi, kondisi dan kinerja logistik di Indonesia masih harus ditingkatkan lebih baik lagi agar dapat mencapai standar kinerja logistik terbaik di dunia dan bisa menyamai negara Jerman yang berada pada peringkat ke-1 LPI tahun 2014 dan 2016.

Oleh: Hentje Alvy Pongoh, SE, MM (Tenaga Ahli pada Lembaga Pengembangan Manajemen Transportasi dan Logistik  STMT Trisakti, Jakarta).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun