Mohon tunggu...
Hotmian Simalango
Hotmian Simalango Mohon Tunggu... Guru - I am His

Saya suka mendengarkan lagu Taylor Swift, menonton film romantis dan membaca comic romance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Jatuh Cinta

19 Agustus 2018   21:46 Diperbarui: 19 Agustus 2018   22:00 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seseorang sedang menarik duniaku untuk berotasi ke arahnya. Semakin aku mencoba tak mengacuhkan dia, semakin kuat tarikan yang kuterima. Dia menjadi pusat gravitasi dari segala rasa penasaran yang bersarang pada kepalaku. Berbagai pertanyaan berputar-putar menyerang kepalaku karena aku sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam kepalanya.

Dia tidak melakukan hal yang istimewa untuk menarik perhatianku. Semua hal yang dilakukannya cukup biasa (sebenarnya sangat biasa), namun segala hal yang dilakukannya mengusik rasa penasaranku. Mataku selalu memandang dia berbeda diantara yang lain, bahkan ketika dia benar-benar sama dengan yang lain, aku mampu melihat perbedaan dengan mudahnya. Aku tidak tau mengapa lensa mataku tidak bekerja dengan benar saat membiaskan gelombang warna rupanya.  

Aku bertanya-tanya mengapa aku sangat penasaran dengan apa yang ada di dalam kepalanya. Aku menghabiskan banyak waktu untuk mencari tau apa yang (tidak) dia inginkan, bahkan aku ingin tau apa yang sedang dia pikirkan. Aku kesulitan mencari kata-kata yang tepat untuk mengambarkan penasaran seperti apa yang bergejolak pada ruang kepalaku. Aku penasaran, apa yang membuat dia berbeda dari yang lain.

Kesukaran ini membawaku pada aliran-aliran tanya yang tak berkesudahan. Gelombang magnet apa yang membawaku sampai sejauh ini? Sampe pusing loh! Aku tidak tau, apakah mata, pipi, atau barangkali bibirnya yang mematerai mataku untuk selalu berpusat pada potret rupanya. Dia sama seperti laki-laki pada umunya, yah meski sedikit pendek untuk umurnya. Ah yah, kulitnya putih dan bersih, jadi dia selalu tampak lebih cerah dari pada yang lain. Setiap baju yang dia kenakan selalu tampak lebih menarik perhatian. Ditambah lagi, dia sering kali memakai baju yang lebih besar dari ukuran tubuhnya tapi dia selalu tampak penuh pesona. Barangkali itulah magnet yang menarik pikiran dan mataku tidak berhenti memandangnya.

Pernah bertemu dengan laki-laki yang memiliki bibir kecil yang tipis? Dia memiliki mulut yang kecil diikuti bibir merah tipis. Pernah suatu kali, aku melihatnya memakan roti cokelat, yah dia sering sekali makan roti lapis cokelat. Aku mengambil kesimpulan sembarangan bahwa dia adalah penyuka roti cokelat. Dia memakannya dengan lahap hingga cokelat itu menyelimuti bibirnya. Aku seringkali tertawa tertahan saat melihat bibir tipis itu celemotan, harusnya aku merasa jijik tapi entah mengapa pemandangan itu justru tampak sangat lucu dan manis. Barangkali inilah magnet itu karena ketika orang lain yang melakukannya aku tidak suka karena itu jorok! Pokoknya segala hal tentang dia, itu berbeda!

Aku sering berdebat dengannya, karena alih-alih mengatakan "iya" dia lebih sering menanyakan "kenapa". Kenapa harus ini? Kenapa begini? Kenapa tidak boleh begitu? Aku tidak terlalu suka bercerita panjang lebar untuk menjawab "kenapa" tapi setelah dia hadir dengan "kenapa", aku suka! Aku menyukai "kenapa" setelah aku bertemu dengannya karena pembicaraan akan menjadi lebih panjang dan aku bisa bersamanya lebih lama. Apakah "kenapa" miliknya merupakan magnet yang menarik duniaku untuk berputar mengelilingi dunianya? Aku pun tidak tau tapi aku mau tau!

Aku pun bahkan menyukai caranya berbicara kepadaku sedikit aneh tapi unik, apalagi kalau dia menginginkan sesuatu. "Miss Mian, Sam tidak boleh main keluar ya?" kala dia memohon untuk minta izin main keluar. Tatapan matanya, pipinya, bibir merahnya menunjukkan kemurnian sekaligus mengibakan hatiku, aku tidak sanggup dan langsung memberi sinyal setuju. Pernah suatu kali aku menjawab, "Sam, tidak boleh keluar!" Dia segera membalas, "Miss Mian, kenapa tidak boleh?" dengan mata berkaca. Benar saja, aku tidak kuat untuk membuatnya bersedih. Apakah itu yang menarik perhatianku terhadapnya? Bahasa kaku dan mata yang seringkali membuatku tak sanggup untuk berkata tidak.

Aku sering sekali dibuat pusing dan khawatir karena dia sangat menyukai dunianya sendiri. Berbagai pertanyaan sering muncul, namun terbang begitu saja karena aku tau bahwa aku tidak akan mendapat jawaban darinya. Dia selalu mampir dan tinggal cukup lama dalam kepalaku, ini sangat menganggu sekaligus menyenangkan karena aku suka bersama-sama dengan dia. Pagi adalah saat yang paling kusukai karena aku akan berinteraksi dengannya, dan siang hari adalah saat yang kubenci. Aku sangat menikmati waktu yang kuhabiskan bersamanya.

Winnie The Phoh mengatakan bahwa perasaan khawatir terhadap seseorang itu namanya CINTA. Dia sering menjadi pusat perhatianku, mungkin karena dia berbeda dan istimewa. Ah, aku jatuh cinta pada anak yang belum genap enam tahun usianya ya? Aku merasa aneh ketika seseorang yang bahkan gigi susunya belum tanggal memilki magnet yang begitu besarnya terhadap diriku. Dia mengambil hampir setengah dari perhatianku. Aku lelah mencari jawaban, apakah ini cinta atau bukan, toh itu tidak terlalu penting.

Dia menjadi pusat perhatianku untuk waktu yang belum bisa kuputuskan, aku berharap itu berlaku untuk waktu yang cukup lama. Aku sering mengatakan "iih, pusing" karena pertanyaan tentangnya berkeliaran pada kepalaku. Rasanya aneh, aku mencintai seseorang yang perbedaan usianya sangat jauh denganku. Aku tidak pernah merasa kasihan dengaan keadaannya karena aku merasa mungkin iniah "cinta"yang sesungguhnya. Segala keterbatasan yang dia miliki menjadi magnet yang menarik seluruh perhatian untuk tertuju untuknya.

Aku berdoa semoga kebaikan-kebaikan dilimpahkan atasmu. Aku berterima kasih karena telah mengajarkan aku bagaimana pusingnya mencintai seseorang yang sangat istimewa. Aku berharap cinta yang tidak putus akan terus mengalir kepadamu, seperti aku mencintamu.

Editor: Mikasari Sirait 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun