Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setelah Lebaran, Harga Gas LPG 3 Kg Mungkin Bakal Naik! Bagaimana Progres Proyek DME sebagai Substitusi Gas LPG?

28 April 2022   18:00 Diperbarui: 28 April 2022   18:03 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/M ZAENUDDIN

               

Mengutip Bisnis (5/4/2020), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal adanya kenaikan harga BBM jenis Pertalite hingga gas LPG 3 kilogram. 

"Semua akan naik, nggak ada yang nggak akan naik itu. Jadi hanya bertahap kita lakukan. Ada yang disubsidi, masih tetap yang untuk rakyat kecil, seperti misalnya LPG 3 kg dari 2007 tidak naik harganya kan tidak fair," kata Luhut. Diketahui impor LPG di Indonesia sangat besar, yaitu mencapai Rp80 triliun per tahun dari kebutuhan sekitar Rp100 triliun.

Sementara itu, agar sampai ke tangan masyarakat dengan harga terjangkau, pemerintah harus memberikan subsidi yang nilainya juga sangat besar.

Seiring dengan kabarnya kenaikan harga gas LPG, masih ingatkah anda proyek DME yang dikabarkan sebagai pengganti LPG? Dimethyl Ether (DME) merupakan salah satu jenis alternatif bahan bakar pengganti LPG. karakteristik DME memiliki kemiripan dengan komponen LPG, yakni terdiri atas propan dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai LPG. DME dihasilkan dari gasifikasi batubara.

Program ini sudah gencar digiatkan oleh pemerintah sejak November 2020. Namun, peresmian pembangunan gasifikasi batu bara pertama kali dilakukan pada tanggal 24 Januari 2022 dimana proyeknya dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk,  PT Pertamina (Persero), Air Products & Chemicals Inc (APCI) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. 

Mengutip perkataan Dikektur Utama PTBA Arsal Ismail, pembangunan fisik untuk proyek memakan waktu selama 30 bulan. Dengan demikian proyek fisik akan selesai pada bulan Mei tahun 2024 dan secara teknis mungkin akan beroperasional Agustus 2024.

Diketahui selain PTBA perusahaan yang ikut hilirisasi/gasifikasi batubara  antara lain PT Kaltim Prima Coal dan PT Kaltim Prima Coal kerja sama proyek gasifikasi ke metanol, PT Arutmin Indonesia garap gasifikasi ke metanol, serta PT Kendilo Coal Indonesia juga menggarap gasifikasi ke metanol. PT Adaro Indonesia rencana gasifikasi metanol/dimetil eter. PT Berau Coal rencana gasifikasi menjadi metanol/dimetil eter. 

Ada beberapa korporasi besar yang disebutkan dan mungkin akan cuan dari substitusi ini. Sayangnya hasil dari proyek ini akan dirasakan masyarakat pada 2-3 tahun mendatang.

Catatan penulis, "Menimbang harga gas LPG yang masih disubsidi, kondisi ekonomi dunia tidak stabil, harga gas dunia meningkat, substitusi gas bumi belum optimal, dan Indonesia sebagai importir sudah wajar harga akan dinaikkan untuk mengurangi APBN.

Tetapi peningkatan harga ini juga akan menciptakan inflasi di Indonesia. Peningkatan harga ini juga momentum bagi perusahaan. Misalkan harga Gas LPG naik, apa mungkin setelah gasifikasi batubara ke DME berjalan optimal, harga akan diturunkan?" We never know  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun