Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Budaya Bersih, Klise tetapi Sulit Dilakukan

11 Mei 2021   21:20 Diperbarui: 11 Mei 2021   21:49 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah rokok, sumber: unsplash

Timbunan sampah itu tentu memperbesar terjadinya pencemaran lingkungan. Bagaimana tumpukan sampah menggunung dan menciptakan bau busuk, yang mengganggu kehidupan masyarakat. 

Belum lagi potensi penyakit yang ditimbulkan dari kotornya lingkungan. Tidak perlu jauh-jauh, kenyamanan terganggu sudah saya alami dari peristiwa kecil seperti ilustrasi di atas.

Mengapa orang sulit buang sampah pada tempatnya?

Sampai sejauh ini, saya masih bingung, mengapa satu dua orang begitu mudah membuang sampah sembarangan? Apakah mereka tidak sungkan dan tidak malu dilihat orang sekitar? Sekiranya, pemikiran saya menebaknya.

Tidak ada teladan orangtua

Anak dalam ilustrasi itu bisa membuang sampah pada tempatnya jika ayahnya sendiri melakukan. Teladan orangtua begitu penting di sini. Anak hanya peniru ulung, yang seyogianya diberikan contoh baik.

Repot mencari tong sampah

Boleh jadi, tidak ada tong sampah di dekatnya. Lengkap pula jika orang itu begitu malas mencarinya. "Buat apa repot-repot mencari? Saya lagi ada keperluan mendesak ini. Tidak ada yang marah pula jika saya buang di sini," mungkin itu pikir mereka.

Adanya pekerjaan bersih-bersih

Alasan ini cukup masuk akal. Orang tidak perlu membuang sampah di tong sampah karena nanti juga, sampah mereka dibersihkan dan diangkut para penyapu jalan atau petugas kebersihan di sungai. Jika semua bersih, lantas apa pekerjaan mereka? 

Saya pribadi berpendapat, tanpa ada maksud merendahkan para penyapu jalan dan petugas kebersihan di sungai, pekerjaan tersebut seyogianya tidak perlu ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun