Seperti diulas di atas, kita sering mencari penyebab mengapa harus melakukan ini dan itu setiap hari. Jika alasannya itu-itu saja, tanpa berkembang, bisa memicu kejenuhan. Kita layaknya robot yang tiada hati.
Tetapi, bila ditemukan penyebab lain yang lebih berarti, rutinitas menjadi tidak menjemukan. Saya menyapu karena dengan begitu, kehadiran saya menjadi bermanfaat. Sebuah motivasi yang menghilangkan kebosanan.
Melengkapi sukacita
Ucapan syukur saya karena masih bisa makan saat itu betul-betul menambah kelezatan mi ayam. Tidak hanya lidah yang bergembira. Perasaan dalam hati, masih diberi Tuhan makan detik itu, dengan menu yang lebih beruntung daripada para gelandangan yang saya bayangkan, melipatgandakan sukacita makan.
Menghargai waktu
Terakhir, dengan memaknai hal kecil, saya belajar menghargai waktu setiap saat untuk sebisa mungkin menyelesaikan hal yang bermanfaat. Seperti menyapu, sepele, tetapi dengan mengerjakan itu, saya menghabiskan waktu untuk hal berguna.
Waktu tidak pernah kembali. Jika kita lewati dan buang untuk hal sia-sia, terkadang rasa penyesalan datang. Lalu, kita akan menyalahkan diri sendiri. Ini bisa dikurangi dengan memaknai hal-hal kecil.
Saya begitu bersukacita, karena dengan memaknai hal-hal kecil lebih dalam, saya berhasil beroleh semangat, melawan rasa bosan, dan menghargai waktu yang ada.
Begitulah diari, cerita saya. Kebiasaan yang terus saya bawa hingga sekarang. Saya bersyukur sampai detik ini, masih sehat, masih bisa makan, masih bisa memberikan sumbangsih pemikiran lewat Kompasiana.
...
Jakarta
4 April 2021
Sang Babu Rakyat