Dari Cerpen, Saya Belajar Mencintai Masalah. Di sana, saya telah membahas bagaimana peran masalah dalam kehidupan nyata, bisa dituangkan sebagai ide cerpen, sehingga masalah tidak sekadar menyusahkan, tetapi berubah menjadi sebuah karya.
Tulisan ini adalah lanjutan dari catatan saya seputar penyusunan cerpen, berjudulSaya sebetulnya tidak suka dengan judul ini. Menggunakan singkatan dalam Bahasa Inggris, 5W1H, terdiri dari What, Where, When, Why, Who, dan How. Tetapi apa daya, saya tidak tahu singkatannya bila versi bahasa Indonesia: Apa, Di Mana, Kapan, Mengapa, Siapa, dan Bagaimana.
Di sini, saya akan menyoroti lebih dalam tentang konflik atau masalah. Konflik adalah ide cerita utama. Semua bumbu bisa dikembangkan dan dipilih untuk menyedapkan cerpen, bila bahan utama sudah ditentukan.
Konflik sendiri bisa disajikan dan diperdalam. Diceritakan berbagai unsurnya, yang semuanya dalam satu arah. Semisal, suasana konflik sedang panas, maka unsur pendukung pun ikut diceritakan panas, agar menyempurnakan konflik.
Inilah kira-kira pendalaman konflik, yang mungkin berguna bagi Anda yang hendak menulis cerpen.
Kapan
"Kapan" berbicara tentang waktu konflik terjadi. Ada 24 jam sehari. Ada subuh, pagi, siang, malam, yang semuanya bila diperdalam, ada karakteristik masing-masing. Terserah, Anda pilih mana.
Siang itu begitu terik. Angin kering berembus begitu kencang, menerbangkan daun-daun layu yang jatuh dari pohon begitu saja, terserak bersama sampah-sampah plastik yang terus bertebaran memenuhi halaman sejak pagi.
"Sekarang saatnya. Kalau tidak, mau kapan?" pikir seorang gadis. Dia tidak boleh menawar lagi. Ini sudah kesekian kali dia memberi kelonggaran. Tanggung jawabnya sebagai bendahara di akhir masa jabatan harus dia selesaikan sempurna.
Apa
"Apa" menggambarkan konflik yang ingin diceritakan. Masalah yang meributkan hati seseorang, merusak hubungan pertemanan antarorang, membuat orang bisa stres bila tidak ada solusinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!