Awal cerita
Cerpenis akan menuliskan misteri--bisa berupa pertanyaan, di paragraf pembuka atau judul cerpen. Pembaca langsung dibuat bertanya-tanya dan otomatis timbul keingintahuan untuk mencari jawabannya. Pembaca mau misteri terpecahkan. Dan ini, menjadi salah satu daya pikat dari cerpen.
Pada cerpen "Tabir Kelam", Herlino membuka dengan satu kalimat: "Hanya Nakamura yang tahu alasan geisha Hirada bunuh diri." Ini sudah membuka pertanyaan: mengapa hanya Nakamura yang tahu dan apa alasan bunuh diri itu. Herlino menguatkan lagi misteri pada kalimat berikutnya.
"Meskipun demikian, ia biarkan saja penduduk daerahnya yang berbukit-bukit indah dan terkenal dengan onsen dan ryokan-nya itu bertanya-tanya atas kematian Hirada. Ia biarkan polisi pada sibuk menyelidik dan menyidiknya. Ia biarkan wartawan koran dan televisi meliput berita kematiannya secara besar-besaran disertai dengan dugaan-dugaan mereka yang konyol..."
"Memangnya hanya mereka yang bertanya, Herlino? Saya juga penasaran," tanya saya dalam hati setelah membaca kalimat itu. Herlino membuatnya menjadi inti cerita.
Tengah cerita
Inti itu akan diulang-ulang sepanjang cerita. Di bagian tengah, meskipun hanya selipan, kisah itu pasti ditulis kembali, supaya penasaran pembaca tetap terjaga. Pembaca akan digiring untuk mencari tahu, sembari menikmati kisah lain yang diungkap sebagai pendukung cerita.
"Begitulah, maka Nakamura semakin merasakan kelucuan atas berbagai dugaan wartawan dan polisi. Teruslah kalian mengobrol dugaan-dugaanmu, pikirnya, sehingga tiras majalahmu akan meningkat tajam, tetapi hanya dirinya sendiri yang tahu mengapa geisha Hirada bunuh diri, karena hanya kepadanya Hirada pernah mengatakan keinginannya bunuh diri...
Akhir cerita
Inti itu pada akhirnya tidak dijawab cerpenisnya. Sengaja dibiarkan mengambang. Pembaca diatur supaya tetap bertanya. Bila cerpen bersambung, ini potensial menjadi bahasan yang menarik, karena belum selesai. Anda baca saja akhir ceritanya di atas.
Sama pula kejadiannya dengan cerpen Seno dan saya. Dari hasil belajar, saya menerapkan gaya ini. "Kepala di Pagar Da Silva" berkisah tentang ada sebuah kepala anak ditancapkan di pagar rumah ayahnya yang seorang aktivis pergerakan. Kepala itu menghadap ke arah pintu.