Dengan menyanggah, Mr. Coella mengatakan bahwa dirinya berkendara hanya seperlunya dan tidak secepat itu seperti yang disangkakan. Perlunya saat itu, mengantar anak laki-lakinya ke dokter untuk cuci darah setiap dua minggu sekali. Anaknya menderita kanker.
Hakim Frank pun menanggapi. Memuji Mr. Coella dengan mengatakan bahwa dia orang baik. Orang tua di usia lanjut yang masih merawat anaknya dengan baik.
You are a good man. You really are what America is all about. Here you are in your 90's and you're still taking care of your family. That's just a wonderful thing for you. Â
Hakim Frank juga sempat menunjukkan anaknya yang hadir di persidangan. Melihat kejadian Mr. Coella, dia serasa diingatkan untuk tetap merawat anaknya di usia lanjutnya. Seperti Mr. Coella.Â
Akhirnya, ketika simpati berbicara, Hakim Frank menutup persidangan dengan mendoakan yang terbaik bagi kesehatan Mr. Coella dan anaknya. Kasus pun selesai dan Mr. Coella bebas hukuman.
Listen, Sir. I wish you all the best. I wish the best for your son and i wish you good health. And your case is dismissed.
Tanpa terasa air mataku pun menetes.
Pelajaran Kehidupan
Mungkin kita bukan seorang hakim seperti Hakim Frank, tetapi sikap simpati darinya bisa dipelajari dan sangat relevan diterapkan di kehidupan sehari-hari. Terlebih, di masa Covid19 ini, banyak orang di sekitar yang menderita dan saatnya bersimpati atasnya.
Membantu dengan segala cara, energi, waktu, uang, perhatian, dan sebagainya, bisa dilakukan sebagai wujud nyata simpati kepada mereka. Yuk, barakan kembali sikap ini dan lestarikan perbuatan baik kepada sesama.
Berbagai kisah lanjutannya dapat dilihat di sini. Sangat kurekomendasikan untuk ditonton pembaca karena sarat dengan nilai kebaikan.Â
...
Selamat beraktivitas kawan,
Sehat selalu untuk kita semua,
...
Jakarta,
21 Agustus 2020
Sang Babu Rakyat