Mohon tunggu...
hony irawan
hony irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penggiat Advokasi dan Komunikasi Isu Sosial, Budaya dan Kesehatan Lingkungan

pelajar, pekerja,teman, anak, suami dan ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bungkus dan Isi

30 Oktober 2017   22:46 Diperbarui: 30 Oktober 2017   23:08 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ngelantur Sejenak

Sekarang menulis sudah menjadi gaya hidup. Memang ada yang menjadikannya sebagai profesi, tapi tidak sedikit yang menjadikannya sebagai ajang berbagi pengalaman, pengetahuan dan kadang dibungkus dengan candaan, sindiran bahkan makian.

Sejauh informasi yang disampaikan benar, tentu akan memberi kejelasan atau setidaknya mengurangi ketidakpastian (Mc Quail). Namun jika informasi yang disampaikan keliru, tentu akan menimbulkan kesalahan persepsi pembacanya, sehingga menghasilkan sikap dan tindakan yang tidak sesuai sebagaimana seharusnya (Kanuk).

Kesalahan dalam menyampaikan informasi bisa didasari oleh kesengajaan atau ketidaksengajaan. Sengaja menyampaikan 'informasi keliru' jelas kejahatan, yang bisa dimaknai sebagai fitnah. Sementara ketidaksengajaan bisa dimaknai sebagai kealpaan atau malah kebodohan.

Namun semakin canggih tekhnik framing pencitraan melalui media, kadang susah membedakan siapa yang memfitnah siapa. Karena informasi fitnah yang diberitakan akan menimbulkan simpati publik bagi yang difitnah, kalau berhasil dibuktikan bahwa itu fitnah. Dan ketika individu atau media itu terus menerus melakukannya, masyarakat  lambat laun akan menyadari bahwa individu dan media yang melakukannya memiliki maksud yang tidak hanya sekedar menyampaikan informasi. Ini memang agak berbeda dengan teknik propaganda Hitler yang menempatkan media sebagai pemilik kekuatan besar untuk menjadikan kesalahan terlihat  jadi kebenaran kalau diputar terus menerus. Dalam situasi sekarang, pilihan media yang sedemikian banyak, sulit seluruhnya dapat dikuasai satu pihak.

Semangat untuk berbagi informasi yang benar, sepertinya yang perlu dibudayakan melalui upaya 'periksa dan periksa lagi'. Track record penyelemggara informasi juga layak dicermati. Jika secara konsisten terlihat kecenderungan keberpihakkan, memang bukan berarti selalu menyampaikan informasi keliru, namun dengan melihat informasi serupa dari media lain mungkin dapat ditemukan keseimbangannya.

Entah apa jadinya kalau seumpanya "tahu bulat" menghadapi kompetitor baru dengan merek "tahu kotak", bersaing sengit berebut konsumen. Promosi dengan load speaker yang bersahut-sahutan pasti akan terjadi di jalan-jalan, di mulut gang, pasar, pos ronda, warung kopi bahkan sampai di tempat-tempat ibadah. Namun apapun yang mereka sampaikan, pilihan pembeli pada akhirnya kembali kepada "rasa" dan selera masing-masing.

#coretandijalan #dibuangsayang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun