Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Perbedaan Identitas Selalu Jadi Masalah?

25 April 2020   07:53 Diperbarui: 25 April 2020   07:51 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Orang Timor tempo doloe | sumber: digitalcollections.universiteitleiden.nl KITLV 86418

Terlalu banyak konflik di Indonesia terjadi karena perbedaan identitas. Perbedaan ras, suku, agama, sampai dengan pemikiran hampir setiap hari kita saksikan di berbagai media.

Perbedaan ini seringkali dijadikan sebagai pembenaran untuk memupuk dendam, saling hujat, hingga saling menaklukan. Lingkaran kebencian dan dendam pun seakan berputar pada masalah identitas semacam ini.

Sayangnya, kita tak pernah belajar dari berbagai konflik yang diakibatkan dari kesalahpahaman kita akan identitas ini. Kita punya setumpuk pengalaman akibat perbedaan identitas, mulai dari konflik Ambon, konfik Poso, deskriminasi mayoritas terhadap minoritas hingga  perpisahan sepasang kekasih akibat berbeda suku dan agama.

Lantas apa itu identitas? dan kenapa perbedaan identitas selalu menjadi masalah?

Nah, untuk memahami hal itu, kita perlu menyadari bahwa didunia ini ada beragam bentuk identitas atau label yang berpijak pada kelompok tertentu, mulai dari organisasi, ras, agama, suku, negara, hingga gender.

Lalu dari mana kita menerima label-label itu?

Kita menerima label atau identitas itu dari tempat dan keluarga atau komunitas dimana kita dilahirkan. Kita semua menerima identitas itu sejak lahir tanpa pernah diberi pilihan. Tapi bukan berarti identitas itu kaku dan tetap. Ia bisa berubah kapan saja jika diinginkan. Identitas diri sendiri seperti nama pun bisa kita ubah kapan saja. Sekali lagi, semua itu dimungkinkan, jika kita inginkan.

Hal itu sama dengan berbagai identitas lainnya seperti agama. Siapapun bisa masuk ke agama tertentu, dan juga bisa keluar atau berpindah ke agama yang lain, jika diinginkan. Perubahan keyakinan atau agama itu sejatinya adalah suatu hal yang lumbrah dalam proses kehidupan yang serba berubah ini. 

Masalahnya adalah, kita sering menyamakan dan melekatkan diri kita pada identitas sosial yang kita punya. Akhirnya banyak konflik terjadi akibat dari orang melekatkan atau menyamakan dirinya dengan identitasnya.

Kemelekatan akan identitas atau label ini menjangkit banyak kalangan. Banyak pembela agama yang berlagak melebihi Tuhan adalah hasil dari kemelekatan dan kesalahan mereka dalam memahami identitas. Mereka akhirnya begitu cepat tersinggung hanya karna menganggap agama sebagai diri mereka sendiri. Bahkan tak sesekali menafsirkan dan bertindak melebihi Tuhan itu sendiri.

Para politisi bermental feodal yang suka membangun politik dinasti adalah contoh lain dari kesalahan memahami identitas. Mereka menyamakan jabatan dengan dirinya, atau keluarganya sendiri.  Akibatnya, saat kita mengkritisi posisinya sebagai kepala daerah, ia sangat mudah tersinggung karena merasa kita sedang menghina dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun