Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini alasannya kenapa harus Ma'ruf, bukan Mahfud?

10 Agustus 2018   20:41 Diperbarui: 10 Agustus 2018   21:45 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inilah politik, selalu dinamis. Dinamisnya itu seperti apa yang kita saksikan kemarin saat Jokowi memilih Ma'ruf Amin untuk mendampingi dirinya dalam pilpres 2019 mendatang. Pilihan ini memang cukup mengagetkan dan bahkan mngkin sedikit mengecewakan sebagian orang. Mengagetkan dan mengecewakan karna beberapa jam sebelum Jokowi mengumumkan wakilnya, nama Mahfud MD lah yang  menguat. Saking kuat dan yakinnya sampai Pak Mahfud sempat berbicara di media bahwa ini adalah panggilan sejarah bagi dirinya. Tapi apa boleh buat, politik selalu begitu, selalu dinamis dan cair.

Pilihan untuk memilih wakil pendamping Jokowi kali ini cukup unik, dan sepertinya terjadi tarik-menarik kepentingan yang cukup kuat di kalangan elite partai pengusung. Tarik-menarik inilah yang membuat sebagian orang cukup kaget saat Jokowi mengumkan Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Munculnya nama Ma'ruf Amin ini juga cukup lepas dari perhatian para pengamat politik. Entahlah ini bagian dari taktik untuk mengecohkan kubu sebelah atau tidak, tapi yang pasti dalam politik semuanya dinamis dan sudah di hitung. Memilih mengumumkan wakil di menit2 terkahir mungkin adalah bagian dari strategi yang sudah disiapkan secara matang untuk membuat kubu Prabowo Cs tdk punya waktu untuk bermanuver dengan leluasa. Begitu juga dengan kenapa Jokowi tidak memilih Mahfud, bukankah  pak Mahfud MD adalah sosok yang cukup berpengalaman? Mngkin hal ini juga sdh di hitung dan timbang dgn matang, karna memilih Mahfud MD sama saja dengan memilih Muhaimin Iskandar, kenapa? Karna Pak Mahfud dan Muhaimin memiliki basis masa yg kurang lebih sama. Bukan saja itu, sosok mahfud dianggap tdk begitu kuat untuk bisa meredam isu-isu (sentimen agama) yang selama ini dituduhkan kepada pak Jokowi. Lalu kenapa harus memilih Ma'ruf amin? Memilih Ma'ruf amin mungki bagi sebagian orang adalah blundernya Jokowi, tapi bagi saya ini adalah jalan tengah, titik penyeimbang yang cukup realistis untuk menjaga kesolitan Partai pendukung dan juga bisa memuaskan semua pihak. Hitung-hitungannya tentu bukan saja untuk memenangkan pilpres 2019,tapi lebih dari itu. Ma'ruf amin yang merupakan salah satu ulama yang saat ini menjabat sebagai ketua umum MUI dan juga BPIP dianggap sebagai salah satu tokoh yang dianggap merepresentasikan umat islam. Hal ini tentu saja akan membuat kubu Prabowo dan SBY cukup kesulitan untuk mengait suara umat islam karna dengan memilih Ma'ruf Amin yang adalah salah satu tokoh yang merepresentasikan umat islam dapat membuat kubu sebelah semakin terpojok. Perlu di catat juga bahwa SBY seringkali menggunakan tangan MUI untuk menggebuki lawan politik. Ini bisa dilihat pada kasus Ahok beberapa tahun lalu, dimana MUI mengeluarkan fatwa setelah SBY menelepon ketua MUI yang tidak lain adalah Ma'ruf Amin. Lebih jauh dari itu, jika Jokowi menang lagi dlm pilpres 2019 maka sosok Ma'ruf Amin dianggap bisa meredam isu yang selama ini di mainkan oleh kubu oposisi soal Jokowi "anti islam", dan juga bisa merebut kembali corong MUI yg sering kali di manfaatkan oleh kubu sebelah untuk menekan pemerintah lewat fatwa-fatwa yang sering kali hnya untuk kepentingan politik sesaat.

Sampai disini saya ingin berhenti sejenak untuk menundukan kepala kepada Mahfud MD yang kembali menunjukan dirinya sebagai negarawan sejati sambil menunggu langkah Prabowo dan juga strategi SBY yang seringkali cukup ampuh, strategi membela ombak. Mari menunggu..Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun