Mohon tunggu...
RM TPA
RM TPA Mohon Tunggu... Belum ada, masih mencari -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Banda Aceh, 12 Agustus 1991 S-1 Pend. Matematika FKIP Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Waspada) Pendangkalan Aqidah "Bertebaran"

29 April 2016   00:55 Diperbarui: 29 April 2016   01:21 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah pada postingan sebelumnya (waspada) Setelah LGBT, kini Swinger "mengincar" Aceh, saya ingin menyambung pada postingan kali ini.

Swinger merupakan suatu hubungan sexs untuk mencari sensasi lebih dalam hubungan intim. Swinger melibatkan pasangan lain setiap pelaksanaannya dan dalam swinger ada istilah soft dan hard. Setiap melakukan swinger harus sama-sama suka dan tertarik karena tidak ada unsur paksaan, itu sekilas tentang swinger.

Semakin berkembangnya zaman, penyebaran swinger mulai di "pleset"kan dalam ajaran aliran sesat. Seperti yang di temukan dibeberapa pemberitaan di surat kabar yang mengatakan sebagian alim ulama atau pemuka agama memberikan ajaran yang "berbau" Islam dan dalam ajaran tersebut memperbolehkan hubungan tukar pasangan ini, tak sedikit mereka merasa bangga ketika pasangan mereka tidur dengan pasangan lainnya maupun ditiduri oleh Pemimpin ajaran tersebut. Selain telah menodai Agama Islam ini telah merusak Aqidah Islam itu sendiri. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan hal tersebut, melainkan Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada lelaki yang mampu dan adil untuk poligami dengan syarat atas persetujuan istri pertama.

Ketika emansipasi wanita mulai "digulirkan" ke dalam "panggung politik kehidupan" Indonesia, mulai lah para aktivis perempuan berteriak kencang "poligami adalah ketidakadilan. Kalau memang adil, mestinya poliandri juga diperbolehkan untuk perempuan". Saat poliandri dilarang keras oleh Sang Pencipta, bukan berarti Ia sedang bertindak tidak adil terhadap perempuan. Justru Ia bersikap adil terhadap perempuan. Ia menempatkan perempuan di tempat yang layak tidak boleh poliandri. 

Dan Allah mengharamkan yang namanya poliandri sebab jika perempuan berpoliandri, maka perempuan akan menjatuhkan harkat keperempuanannya sendiri. Perempuan umumnya cenderung hanya mencintai seorang lelaki. Perempuan biasanya tak kan sudi cintanya diduakan. Karena itulah, umumnya perempuan tidak rela sang suami berpoligami. Dengan demikian, jika perempuan berpoliandri, ia pun seolah berusaha menghapus fitrah kewanitaannya. 

Bayangkan, betapa merepotkannya untuk menentukan siapa ayah anak dari seorang perempuan yang berpoliandri. Setiap kali anak lahir, harus dilakukan tes DNA dulu. Akan terjadi kekacauan nasab saat terjadi poliandri. Karena itu pula, anak yang terlahir dari seorang ibu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak laki-laki, akan mengalami beban psikologis, moral, dan hukum. Meski secara medis melalui test DNA, bisa ditentukan lelaki yang membuahi, tapi menetapkan status hukum ayah bukanlah hal yang mudah. Begitu pula dengan pembagian warisnya yang tentunya akan sulit dan rumit luar biasa.

Sejauh ini, swinger yang telah nyata kehadirannya di Indonesia sebahagian besar sudah menyerempet ke daerah-daerah tidak hanya di kota-kota besar saja. Dan Aceh pun kini sedikit-sedikit mulai terinfeksi virus swinger ini. Seharusnya Pemerintah Indonesia maupun Aceh harus bergerak cepat, karena bisa merusak aqidah anak cucu kita. Semakin dibiarkan maka perkembangannya semakin luas bisa-bisa bukan lagi pasangan suami istri melainkan anak muda juga mulai mempraktekkan.

Ini bukan soal keyakinan lagi tapi sudah membahas budaya, baik itu Islam saja tapi ini sudah termasuk mengrusak budaya Indonesia yang terkenal dengan Budaya Timurnya lagi pula Aceh merupakan serambi Mekkah. Praktek-praktek seperti ini jangan sampai menjalar ke anak cucu kita, karena merusak moral bangsa kita. Merubah budaya ketimuran dan mengikuti kebarat-baratan.

Kita sebagai masyarakat jangan hanya sibuk masalah Ahok saja, tapi buka mata kita bahwa ada sesuatu yang sedang "memangsa" budaya, aqidah maupun moral bangsa ini.Jangan hanya "marah-marah" ketika Malaysia merebut kesenian maupun budaya Indonesia, tapi ini adalah masalah kita bersama.

Ketika ada yang berpendapat bahwa swinger menciptakan keharmonisan atau menghindarkan selingkuh itu salah besar karena swinger awal zina. Dan tak menutup kemungkinan setelah melaksanakan swinger si istri malah jatuh hati sama pasangan swingernya, itu kan dinamakan awal mula kejadian selingkuh juga ?

Saya sangat berharap kita bisa lebih tanggap dengan sekitar kita. Saya mengajak Indonesia bukan hanya Aceh. Dan khususnya Aceh ini warning bagi pemerintah Aceh karena sebagian dari Masyarakat Aceh mulai terkontaminasi dengan ini. Lebih baik mencegah daripada mengobati.!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun