Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pejabat Qona'ah

12 Oktober 2020   10:09 Diperbarui: 15 Oktober 2020   09:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang mengatakan untuk menjadi kepala daerah setingkat Bupati atau Walikota, dana yang dihabiskan adalah puluhan milliar rupiah. Wow, mahalnya ongkos politik di negeri ini.

Kemudian yang menjadi pertanyaan saya, dapatkah orang yang telah menghabiskan uang puluhan miliaran rupiah itu untuk melapangkan hati menerima gajinya yang konon cuma berkisar belasan atau puluhan juta per bulan setelah menjadi penguasa nanti? Saya kok ndak yakin.

Dengan asumsi di atas, saya menggambarkan standar ideal seorang menjadi pemimpin di negeri ini paling tidak harus memenuhi dua kriteria dasar; Pertama, kompetensi yang baik, dan yang kedua harus punya sifat "nrimo ing pandum" atau qona'ah.

Syarat pertama mungkin mudah terpenuhi, namun untuk syarat yang kedua ini tidak banyak yang memiliki.

Tidak mudah untuk menjadi manusia qona'ah terhadap rizki yang Allah berikan. Terutama bagi mereka yang memiliki akses dan kesempatan untuk berbuat culas. Itulah sebabnya korupsi di kalangan elit politik negeri ini masih marak terjadi. Karena sifat manusia cenderung merasa kurang, dan kurang.

Untuk itu sepertinya penting bagi calon pemimpin itu untuk belajar menjadi pribadi yang "nrimo" sebelum maju kontestasi Pileg atau Pilkada, supaya mereka memahami konsep Allah dalam menitipkan rezeki kepada hambanya.

Allah telah menjamin bagi mereka yang bersyukur atas pemberianNya maka Allah akan mencukupkannya. Namun dasar manusia itu selalu merasa kurang, mereka terkadang manusia mengaharapkan yang lebih dari hitungan jumlahnya,  kemudian berusaha mencari nilai tambah dengan cara yang Allah tidak ridhoi. Padahal, jika Allah tidak ridho, seberapa banyak jumlah yang akan ditambahkan itu pun tidak akan mencukupinya.

Bangsa ini mungkin butuh lebih banyak contoh pemimpin yang qona'ah terhadap besarnya penghasilan yang dia terima. Sehingga ketika baju seragamnya menuntut berbuat curang, hatinya yang terpaut pada nilai kejujuran mampu menolaknya.

Kita butuh pemimpin yang hanya mencari dan menerima apa yang Allah ridha terhadapnya. Saya menyebut hal ini sebagai keajaiban akhlak seorang pemimpin di jaman sekarang ini;

Orang yang tak akan pernah rela jika sesuatu yang didapat dari cara yang tidak baik masuk dan mengalir dalam darahnya dan menjadi petaka yang membuat keberkahan menjauh dari kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun