Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Tersisa dari Ramadan: Tidak Khatam Al Quran "Lagi"

27 Mei 2020   17:12 Diperbarui: 27 Mei 2020   17:04 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan fakta historis tilawah saya tersebut, saya berpikir kredibilitas saya sebagai menantu idaman pasti akan runtuh dalam sekejab di mata Ibu Mertua. 

Jelas, setiap orangtua pasti berharap punya menantu sholih, rajin mengaji, yang biasanya (meskipun nggak harus, tapi seharusnya) minimal sekali khatam Al-Quran selama Ramadhan. Bha.

Tapi untung istri saya cukup cerdik menjawab pertanyaan tersebut, "Kalau Mas style-nya beda, Ma. Dia nggak ada target, pelan-pelan sambil baca terjemahan." Untuk tidak mengatakan fakta memalukan bahwa tilawah saya baru sedikit. 

Mendengar jawaban yang istri saya berikan saya hanya senyum sendiri. Ya mungkin istri saya benar, saya bisa dibilang tipe pengamal tilawah jalur lambat. Dan memang faktanya saya -kembali- tidak dapat mengkhatamkan Al-Quran selama Ramadhan yang lalu.

Kalau boleh disebut alasan atau pembenaran atas kemalasan saya kenapa tidak bisa mengkhatamkan Al-Quran dalam sebulan Ramadhan, begini saya jelaskan.

Saya selalu berusaha untuk meniatkan ketika membaca Al-Quran harus beserta artinya. Saya bukan orang yang pandai Bahasa Arab, bahasa yang dipakai Al-Quran. Namun saya merasa beruntung bahwa mencetak Al-Quran dengan terjemahannya tidak dilarang oleh negara. Sehingga mudah bagi orang yang tak pandai Bahasa Arab seperti saya ini untuk tetap bisa mengerti makna setiap ayat Al-Quran yang dibaca.

Dalam sebuah kanal Youtube-nya Mba Najwa, "Shihab & Shihab" saya pernah mendengar uraian Prof. Quraish Shihab tentang cara paling utama bagi kita dalam berintraksi dengan Al-Quran. 

Beliau mengatakan bahwa seseorang yang mengulang-ulang tadarus Al-Quran meskipun hanya beberapa ayat dalam sehari atau sebulan dengan pemahaman yang baik, lebih bagus daripada mereka yang tamat Al-Quran tetapi dia tidak memahami isinya. 

Sejak saya mempunyai mushaf yang ada terjemahannya, seingat saya, saya tak pernah membacanya tanpa melirik artinya. Ketika mulai membaca, saya selalu berniat untuk memahami setiap ayatnya, sebaik-baiknya. Seolah-olah semua itu memang Allah berikan langsung untuk saya, seperti Allah berbicara langsung kepada saya.

Al-Quran selalu menjadi bacaan berat bagi saya untuk dibawa berlari cepat. Setiap ayatnya terkadang membuat saya berhenti dan kemudian mengulanginya lagi dan lagi. 

Bahkan dalam satu kisah Rasullullah SAW. pernah merasa begitu berat ketika menerima wahyu pertama. Ayat-ayat itu terasa begitu berat oleh Beliau, sampai tubuh mulia itu menggigil dan meminta istrinya Khadijah untuk menyelimutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun