Mohon tunggu...
Fadhlan R
Fadhlan R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan Proses Pembelajaran Secara Online dan Penerapan dalam PTM di SDN 212 Harapan Bandung

28 Juli 2021   23:59 Diperbarui: 29 Juli 2021   00:36 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan di Indonesia berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejak adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Virus ini telah menyebar ke seluruh belahan bumi, dan sampai saat ini masih menjadi perbincangan.

Sejak munculnya wabah virus corona, timbul berbagai masalah. Sebab virus tersebut tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga memberikan dampak terhadap perekonomian dunia, serta mempengaruhi kehidupan sosial di berbagai negara. dan juga yang paling fundamental adalah di sektor Pendidikan. Perubahan ini meliputi ditutupnya sekolah-sekolah yang merupakan inti dari bidang pendidikan, sehingga para siswa harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah dengan mengikuti pembelajaran dari guru yang didampingi oleh orang tua masing-masing. Pada awalnya pemerintah menerapkan Kebijakan berupa Social Distancing atau pembatasan sosial yang dilakukan di Indonesia selama dua minggu. Pemerintah berharap dengan di lakukannya kebijakan Social Distancing tersebut dapat mengurangi penyebaran Virus Covid-19.

Namun, ternyata kebijakan tersebut tidak dapat mengurangi penyebaran Covid--19. Hingga pada akhirnya pemerintah meliburkan berbagai tingkat jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.

Pemerintah melakukan berbagai cara agar Pendidikan bisa terus berjalan di era Pandemi ini, karena pendidikan merupakan aset yang sangat penting bagi sebuah bangsa demi kemajuan suatu negara.

Pemerintah akhirnya membuat kebijakan baru dengan cara menerapkan sistem pembelajaran dari rumah masing-masing yaitu daring (Pembelajaran dalam jaringan) melalui berbagai platfrom mulai dari aplikasi zoom, google meet, e- learning, e- student dan media pembelajaran lainnya.

Metode tersebut memanfaatkan jaringan online yang sudah pasti terhubung dengan internet dengan tetap berada di rumah masing- masing dan mengerjakan seluruh kegiatan pembelajaran melalui online.

Teknik Pendidikan daring tersebut dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang Pendidikan, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Dalam pembelajaran daring, biasanya para siswa dan mahasiswa dituntut agar lebih kreatif seperti diberi tugas untuk membuat konten di Youtube yang berisi materi pembelajaran, membuat video TikTok yang berisi informasi positif, membuat poster ringkasan dari materi, membuat artikel yang informatif, memposting video yang berisi pengetahuan di berbagai sosial media, membuat rangkuman makalah di power point dengan memberi animasi pada tulisan, dan ide kreatif lainnya.

Selain ide-ide kreatif tersebut, para siswa dan mahasiswa juga diberikan tugas melalui online oleh para guru dan dosen, dengan menganjurkan mengumpulkan tugas yang diberikan melalui sistem yang disediakan oleh setiap sekolah dan kampus sesuai kebijakan yang diterapkan, karena setiap sekolah atau kampus pasti menerapkan kebijakan yang berbeda-beda mulai dari mengumpulkan tugas melalui laman e-learning di Google, melalui e-student, melalui Whatsapp, melalui e-mail, bahkan dengan datang langsung ke sekolah atau kampus untuk sekedar mengumpulkan tugas, tetapi harus dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah di buat oleh pemerintah yaitu setiap orang wajib melakukan 3 M ( Memakai masker, Mencuci tangan ,dan Menjaga jarak).

Pada awal mula di berlakukannya pembelajaran daring di Indonesia, para siswa dan mahasiswa mengalami beberapa kesulitan mulai dari gaptek (gagap teknologi), kendala internet, kendala jaringan di beberapa daerah terpencil, susah sinyal, pembengkakan biaya kuota, kurang paham dengan beberapa mata pelajaran yang bersifat praktek dan menghitung.

Selain itu, keluhan dari para wali murid pada tingkat TK dan SD pun muncul karena telah menambah beban mereka untuk mengawasi dan mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun