Pada tanggal 26 Juni 2020, telah dilaksanakan Diskusi Ekonomi secara online untuk yang ketiga kalinya oleh HMPSEP UNPAR dengan judul "Pros & Cons New Normal: Pemulihan Ekonomi dan Ancaman tersembunyi".
Pada diskusi tersebut kami membahas tentang bagaimana sudut pandang para peserta tentang pelaksanaan kebijakan new normal bagi beberapa daerah yang sudah memenuhi kriteria, dan apakah kebijakan ini merupakan pilihan terbaik untuk dilakukan saat ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya?
Terjadinya wabah COVID-19 ini tentu memberikan dampak negatif pada perekonomian dunia termasuk Indonesia. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan APBN 2020 sebelum terjadinya penyebaran virus tersebut yakni ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,3%.Â
Namun, setelah terjadinya pandemi, skenario tersebut berubah menjadi dua, pertama adalah skenario berat yang memperkirakan angka tersebut menjadi 2,3%. Kedua adalah skenario sangat berat, yaitu ketika angka tersebut menjadi -0,4%.
Selain itu, angka pengangguran dan kemiskinan juga diprediksi akan meningkat dan memang kenyataannya saat ini angka tersebut memang meningkat, hal initerjadi karena dengan diberlakukannya lockdown/restriction/PSBB akibat pandemi menyebabkan output pada perekonomian menurun.Â
Turunnya output ekonomi disebabkan karena berkurangnya aktivitas ekonomi. Dalam menyikapi hal tersebut, respon kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan dari sisi fiskal adalah menambah belanja pemerintah dan relaksasi pajak. Sedangkan, respon pemerintah dari sisi moneter adalah  menurunkan suku bunga, relaksasi kebijakan makroprudensial, Quantitative Easing, dll.
Selain kebijakan fiskal dan moneter tersebut, sebenarnya ada lagi kebijakan yang dilakukan pemerintah. Kebijakan tersebut adalah new normal. Dengan dilonggarkannya PSBB dan pemberlakuan new normal bagi beberapa daerah, diharapkannya kita tidak bergantung pada negara lain seperti hutang untuk menambah APBN karena sisa APBN juga pasti tidak akan kuat untuk menanggung beban.
Maka dari itu,harapan pemerintah memberlakukan new normal bagi beberapa daerah adalah agar kita bisa melakukan pemulihan ekonomi secara mandiri.Â
Selain itu, kegiatan ekonomi di Indonesia yang paling besar berasal dari sektor informal, maka agar kegiatan ekonomi Indonesia kembali berjalan perlu adanya pemberlakuan new normal.
Untuk mendukung kembali berjalannya kegiatan ekonomi di masa new normal ini, ada beberapa aturan/protokol kesehatan yang wajib dilakukan oleh masyarakat terutama yang melakukan kegiatan ekonomi di tempat umum seperti jual beli di pasar maupun pusat perbelanjaan.