Oleh : H.M. Hamidi
Bagi kaum muslim firman Allah yang memerintah agar menjaga diri dan keluarga dari api neraka merupakan peringatan bagi kita untuk selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Sedangkan bagi pelajar, guru, mahasiswa, dosen dan pemerhati pendidikan menjadikan ungkapan "Rubahlah diri dan keluargamu dari menulis" sebagai motivasi untuk membiasakan diri menulis aktivitas kesehariannya.
Ungkapan tersebut telah dibuktikan dan dirasakan manfaatnya oleh para penggiat literasi diseluruh dunia termasuk dinegara kita Republik Indonesia.
Berapa banyak pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan praktisi pendidikan yang merasakan perubahan hidupnya kearah yang lebih baik setelah mereka menekuni dunia literasi.
Literasi dasar yang paling pokok adalah membaca dan menulis. Membaca dan menulis seperti yang dikatakan oleh Urip Santoso "Bagaikan dua sisi mata uang".
Membaca tentu ada obyek yang dibaca dan obyek tersebut adalah tulisan. Menulis dapat kita lakukan setelah kita membaca. Demikianlah kedudukan kedua literasi dasar tersebut.
Begitu pentingnya kedua hal tersebut hingga perintah pertama bagi umat islam yang diturunkan kepada Baginda Rasul Muhammad adalah perintah untuk Membaca.
Menulispun menjadi yang paling utama di sisi Allah karena yang pertama diciptakan Allah adalah Pena yang diperintah untuk menulis pada kitab yang nyata di lauhilmahfuzd tentang ketentuan dan ketetapan Allah atas segala peristiwa hingga hari zaman.
Sungguh membaca dan menulis adalah pegangan utama bagi kita agar hidup menjadi lebih baik. Dan janji Allah bagi orang berilmu adalah meninggikan derajatnya beberapa tingkat.
Ilmu didapatkan dari membaca dan menulis. Gunakanlah pengelihatan, pendengaran, pikiran dan hati untuk membaca. Kemudian gunakanlah jari jemari untuk menulisnya.
