Mohon tunggu...
H.M.Hamidi
H.M.Hamidi Mohon Tunggu... Lainnya - Berusaha Berdo'a Bersyukur Berpikir Positif

Pekerja Sosial, Pelaku Pemberdayaan, Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Wong Cilik Vs Politik Oligarki

27 Juli 2020   21:55 Diperbarui: 27 Juli 2020   21:51 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada serentak 2020 di 270 daerah akan digelar pada 9 Desember 2020 sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa minggu yang lalu.

Manisnya kekuasaan menjadikan partai politik seakan tidak berdaya dengan praktik politik oligarki dari seorang penguasa baik di pusat maupun di daerah.

Jargon jargon partai politik yang digaungkan untuk kepentingan rakyat tak berdaya ketika berhadapan dengan penguasa.

Berita dan opini diberbagai media tentang rekomendasi PDIP kepada putra sulung presiden di kota Solo dan menantunya di kota Medan seakan mempertegas kuatnya politik oligarki di tanah air.

PDIP yang terkenal dengan jargon Partai Wong Cilik tidak bisa berkutik ketika kekuasaan turun tangan.

Kritikan dari berbagai kalangan baik dari internal partai maupun pengamat politik hanya sebagai pemantik berita diberbagai media.

Mekanisme serta aturan partai dalam merekomendasikan seorang calon kepala daerah menjadi argumen paling ampuh bagi pengurus partai untuk melegalkan keputusan yang telah diambil. 

Amerika Serikat yang dianggap sebagai kiblat demokrasi dengan politik dinasti yang dibangun oleh keluarga Kennedy menjadi alasan penguat bahwa yang dilakukan adalah hal yang biasa dalam perhelatan demokrasi.

Kader partai potensial, berpengalaman, teruji serta diinginkan oleh seluruh kader partai di bawah tidak berarti apa apa ketika berhadapan dengan politik oligarki.

Dilansir dari telusur.co.id. Arbi Sanit seorang pengamat politik kawakan di tanah air mengatakan bahwa dinasti Kennedy berbeda jauh dengan dinasti yang ingin dibangun Jokowi lewat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka. Arbi menilai, Gibran belum memiliki bekal apa-apa untuk menjadi pemimpin. 

"Ini (Gibran) pengalaman juga nggak ada, sekolahnya apa, karir di politik juga tidak ada, lalu apa modalnya untuk memimpin ratusan ribu manusia di Solo?" ucap dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun